A. Pengertian Fluida
Fluida atau
zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena
kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan
molekul dalam fluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat
padat, akibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil pada
perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat mempertahankan suatu bentuk
dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar diberikan pada
zat padat tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk maupun
volumenya, sedangkan zat cair dan gas, zat cair tidak mempertahankan
bentuk yang tetap, zat cair mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya
dapat diubah hanya jika diberikan padanya gaya yang sangat besar dan gas
tidak mempunyai bentuk dan maupun volume yang tetap,gas akan berkembang
mengisi seluruh wadah. Karena fase cair dan gas tidak mempertahankan
suatu bentuk yang tetap, keduanya mempunyai kemampuan untuk mengalir.
Dengan demikian kedua – duanya sering secara kolektif disebut sebagai
fluida.
B. Sifat Dasar Fluida
Cairan dan gas disebut fluida, sebab
zat cair tersebut dapat mengalir. Untuk mengerti aliran fluida maka
harus mengetahui beberapa sifat dasar fluida. Adapun sifat – sifat dasar
fluida yaitu; kerapatan (density), berat jenis (specific gravity),
tekanan (pressure), kekentalan (viscosity).
1. Kerapatan (density)
Kerapatan atau density dinyatakan dengan ρ (ρ adalah huruf kecil Yunani yang dibaca “rho”),didefinisikan sebagai mass per satuan volume.
ρ = m [Kg/m3]
v
Dimana ρ = kerapatan (kg/m3)
m = massa benda (kg)
v = volume (m3)
M = ρ v [ kg ]
Kerapatan
adalah suatu sifat karakteristik setiap bahan murni. Benda tersusun
atas bahan murni, misalnya emas murni, yang dapat memiliki berbagai
ukuran ataupun massa, tetapi kerapatannya akan sama untuk semuanya.
Satuan SI untuk kerapatan adalah kg/m3. Kadang kerapatan diberikan dalam g/cm3. Dengan catatan bahwa jika kg/m3 = 1000 g/(100 cm)3, kemudian kerapatan yang diberikan dalam g/cm3 harus dikalikan dengan 1000 untuk memberikan hasil dalam kg/m3. Dengan demikian kerapatan air adalah 1,00 g/cm3, akan sama dengan 1000 kg/m3.
Berbagai kerapatan bahan ditunjukkan pada tabel II-1. Dalam tabel II-1
tersebut ditetapkan suhu dan tekanan karena besaran ini akan dipengaruhi
kerapatan bahan (meskipun pengaruhnya kecil untuk zat cair).
Tabel Berbagai kerapatan (density) bahan
Bahan Kerapatan ρ (kg/m3)
|
Air pada suhu 40C 1.00 x 103
|
Darah, plasma 1.03 x 103
|
Darah seluruhnya 1.05 x 103
|
Air laut 1.05 x 103
|
Raksa 13.6 x 103
|
Alkohol, alkyl 0.79 x 103
|
Bensin 0.68 x 103
|
Kerapatan ditetapkan pada suhu 00C dan tekanan 1 atm, kecuali ditentukan lain.
2. Berat jenis (specific gravity)
Berat
jenis suatu bahan didefinikan sebagai perbandingan kerapatan bahan
terhadap kerapatan air. Berat jenis (specific gravity disingkat SG)
adalah besaran murni tanpa dimensi maupun satuan, sebagai berikut :
Untuk fluida cair SGc = ρc (g/cm3)
ρw (g/cm3)
Dimana ρc = massa jenis cairan (g/cm3)
ρw = massa jenis air (g/cm3)
3. Tekanan (pressure)
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dengan gaya F dianggap bekerja secara tegak lurus terhadap luas permukaan A, maka :
dimana P = tekanan (kg/m2)
F = gaya (kg)
A = luas permukaan (m2)
Satuan tekanan dalam SI adalah N/m2. Satuan ini mempunyai nama resmi Pascal (Pa), untuk penghormatan terhadap Blaise Pascal dipakai 1 Pa = 1 N/m2. Namun untuk penyederhanaan, sering menggunakan N/m2. Satuan lain yang digunakan adalah dyne/cm2, lb/in2, (kadang disingkat dengan “psi”), dan kg/cm2 (apabila kilogram adalah gaya : yaitu, 1 kg/cm2 = 10 N/cm2).
Sebagai contoh perhitungan tekanan, seorang dengan berat 60 kg yang kedua kakinya menutupi luasan 500 cm2 akan menggunakan tekanan sebesar :
F/A = m.g/A = (60 kg х 9,8 m/det2) / 0,050 m2
= 11760 kg/m2
= 12 х 104 N/m2terhadap tanah.
Jika
orang tersebut berdiri dengan satu kaki atau dua kaki dengan luasan
yang lebih kecil, gayanya akan sama tetapi karena luasannya menjadi 1⁄2
maka tekanannya akan menjadi dua kali yaitu 24 х 104 N/m2.
Konsep tekanan sangat berguna terutama dalam berurusan dengan fluida. Sebuah fakta eksperimental menunjukkan bahwa fluida menggunakan tekanan ke semua arah. Hal
ini sangat dikenal oleh para perenang dan juga penyelam yang secara
langsung merasakan tekanan air pada seluruh bagian tubuhnya. Pada titik
tertentu dalam fluida diam, tekanan sama untuk semua arah. Ini
diilustrasikan dalam. Bayangan fluida dalam sebuah kubus kecil sehingga
kita dapat mengabaikan gaya gravitasi yang bekerja padanya. Tekanan pada
suatu sisi harus sama dengan tekanan pada sisi yang berlawanan. Jika
hal ini tidak benar, gaya netto yang bekerja pada kubus ini tidak akan
sama dengan nol, dan kubus ini akan bergerak hingga tekanan yang bekerja menjadi sama.
Gambar : tekanan adalah sama di setiap arah dalam suatu fluida pada kedalaman tertentu jika tidak demikian maka fluida akan bergerak.
Tekanan
dalam cairan yang mempunyai kerapatan seragam akan bervariasi terhadap
kedalaman. Bayangan sebuah titik yang terletak pada kedalaman h dibawah permukaan cairan.
Tekanan yang disebabkan oleh cairan pada kedalaman h ini disebabkan oleh berat kolom cairan di atasnya. Dengan demikian gaya yang bekerja pada luasantersebut adalah
F = mg = ρAhg,
dengan Ah adalah volume kolom,
ρ adalah kerapatan cairan (diasumsikan konstan),
dan g adalah percepatan gravitasi.
Kemudian tekanan P, adalah :
P = F = ρgh[ kg/m2 ] ... (1)
A A
P = ρ.g.h [ kg/m2 ] ... (2)
Dengan demikian, tekanan berbanding lurus dengan kerapatan cairan, dan kedalaman cairan tersebut. Secara umum, tekanan pada kedalaman yang sama dalam cairan yang seragam sama. Persamaan
2, berlaku untuk fluida yang kerapatannya konstan dan tidak berubah
terhadap kedalaman – yaitu, jika fluida tersebut tak dapat dimampatkan
(incompressible). Ini biasanya merupakan pendekatan yang baik untuk
fluida (meskipun pada kedalaman yang sangat dalam didalam lautan,
kerapatan air naik terutama akibat pemampatan yang disebabkan oleh berat
air dalam jumlah besar diatasnya ).
Dilain
pihak, gas dapat mampat, dan kerapatannya dapat bervariasi cukup besar
terhadap perubahan kedalaman. Jika kerapatannya hanya bervariasi sangat
kecil, persamaan berikut dapat digunakan untuk menentukan perbedaan
tekanan Δp pada ketinggian yang berbeda dengan ρ adalah kerapatan rata-rata
Δp = ρ g Δh [ mmHg ]
dimana : Δp = perbedaan tekanan ( mmHg )
ρ = kerapatan ( kg/m3 )
g = gravitasi ( m/det2)
Δh = pertambahan kedalaman ( m )
4. Kekentalan (viscosity).
Kekentalan
(viscosity) didefinisikan sebagai gesekan internal atau gesekan fluida
terhadap wadah dimana fluida itu mengalir. Ini ada dalam cairan atau
gas, dan pada dasarnya adalah gesekan antar lapisan fluida yang
berdekatan ketika bergerak melintasi satu sama lain atau gesekan antara
fluida dengan wadah tempat ia mengalir. Dalam cairan, kekentalan
disebabkan oleh gaya kohesif antara molekul-molekulnya sedangkan gas,
berasal tumbukan diantara molekul-molekul tersebut.
Kekentalan fluida yang berbeda dapat dinyatakan secara kuantatif dengan koefisien kekentalan,
η yang didefinisikan dengan cara sebagai berikut : Fluida diletakkan
diantara dua lempengan datar. Salah satu lempengan diam dan yang lain
dibuat bergerak. Fluida yang secara langsung bersinggungan dengan
masing-masing lempengan ditarik pada permukaanya oleh gaya rekat
diantara molekul-molekul cairan dengan kedua lempengan tersebut. Dengan
demikian permukaan fluida sebelah atas bergerak dengan laju v yang
seperti lempengan atas, sedangkan fluida yang bersinggungan dengan
lempengan diam bertahan diam. Kecepatan bervariasi secara linear dari 0
hingga v.
Kenaikan kecepatan dibagi oleh jarak dengan perubahan ini dibuat – sama dengan v/I – disebut gradien kecepatan. Untuk menggerakkan lempengan diatas memerlukan
gradien
kecepatan gaya, yang dapat dibuktikan dengan menggerakkan lempengan
datar melewati genangan fluida. Untuk fluida tertentu, diperoleh bahwa
gaya sebagai berikut :
F = FL[ kg/m2 ]
I
Untuk
fluida yang berbeda, fluida yang kental, diperlukan gaya yang lebih
besar. Tetapan kesebandingan untuk persamaan ini didefinisikan sebagai koefisien kekentalan, η :
dimana : F = gaya (kg/m2)
A = luasan fluida yang bersinggungan dengan setiap lempengan ( m2 )
V = kecepatan fluida (m/detik2)
L = Jarak lempengannya (m2)
η = koefisien kekentalan ( pa.s )
Penyelesaian untuk η, kita peroleh η = FI/vA. Satuan SI untuk η adalah N.s/m2 = Pa.s (pascal.detik). Dalam sistem cgs, satuan ini adalah dyne.s/cm2 dan satuan ini disebut poise (P). Kekentalan sering dinyatakan dalam centipoises (cP),
yaitu 1/100 poise. Tabel II-2 menunjukkan daftar koefisien kekentalan
untuk berbagai fluida. Suhu juga dispesifikasikan, karena mempunyai efek
yang berpengaruh dalam menyatakan kekentalan cairan ; kekentalan cairan
seperti minyak motor, sebagai contohnya, menurun dengan cepat terhadap
kenaikan suhu.
Tabel Koefisien kekentalan untuk berbagai fluida
Fluida Suhu Koefisien kekentalan η (Pa.s)
Air 0 1,8 x 10-3
20 1,0 x 10-3
100 0,3 x 10-3
Darah seluruh tubuh 37 4,0 x 10-3
Plasma darah 37 1,5 x 10-3
Alkohol ethyl 20 1,2 x 10-3
Mesin – mesin (SAE 10) 30 200 x 10-3
Gliserin 20 1500 x 10-3
Udara 20 0,018 x 10-3
Hidrogen 0 0,009 x 10-3
Uap air 100 0,013 x 10-3
1 Pa.s = 10 P = 1000 Cp
C.Aliran dalam tabung
Jika
fluida tidak mempunyai kekentalan, ia dapat mengalir melalui tabung
atau pipa mendatar tanpa memerlukan gaya. Oleh karena itu adanya
kekentalan, perbedaan tekanan antara kedua ujung tabung diperlukan untuk
aliran mantap setiap fluida nyata, misalnya air atau minyak didalam
pipa. Laju alir dalam tabung bulat bergantung pada kekentalan fluida,
perbedaan tekanan, dan dimensi tabung. Seorang ilmuan Perancis J.L
Poiseuille (1977-1869), yang tertarik pada fisika sirkulasi darah (yang
menamakan “poise”), menentukan bagaimana variabel yang mempengaruhi laju
aliran fluida yang tak dapat mampat yang menjalani aliran laminar dalam
sebuah tabung silinder. Hasilnya dikenal sebagai persamaan Poiseuille sebagai berikut :
Q = πr4 ( P1 – P2 )[ m3/detik ]
8 η L
dimana : r = jari-jari dalam tabung ( m )
L = panjang tabung ( m )
P1-P2 = perbedaan tekanan pada kedua ujung (atm)
η = kekentalan (P.s/m2)
Q = laju aliran volume (m3/detik)
1. Persamaan Kontiunitas.
Gerak
fluida didalam suatu tabung aliran haruslah sejajar dengan dinding
tabung. Meskipun besar kecepatan fluida dapat berbeda dari suatu titik
ke titik lain didalam tabung. Pada gambar II-4 menunjukkan tabung aliran
untuk membuktikan persamaan kontinuitas.
Gambar : Tabung aliran membuktikan persamaan kontinuitas.
Pada
gambar diatas, misalkan pada titik P besar kecepatan adalah V1, dan
pada titik Q adalah V2. Kemudian A1 dan A2 adalah luas penampang tabung
aliran tegak lurus pada titik Q. Didalam interval waktu Δt sebuah elemen
fluida mengalir kira-kira sejauh VΔt. Maka massa fluida Δm1 yang
menyeberangi A1 selama interval waktu Δt adalah
Δm = ρ1 A1 V1 Δt
dengan kata lain massa Δm1/Δt adalah kira-kira sama dengan ρ1A1V1. Kita harus mengambil Δt cukup kecil sehingga didalam interval waktu ini baik V maupun A
tidak
berubah banyak pada jarak yang dijalani fluida, sehingga dapat ditulis
massa di titik P adalah ρ1A1V1 massa di titik Q adalah ρ2A2V2, dimana ρ1
dan ρ2 berturut-turut adalah kerapatan fluida di P dan Q.
Karena
tidak ada fluida yang berkurang dan bertambah maka massa yang
menyeberangi setiap bagian tabung per satuan waktu haruslah konstan.
Maka massa P haruslah sama dengan massa di Q, sehingga dapatlah ditulis;
ρ1A1V1 = ρ2A2V2
atau
ρ A V = konstan
Persamaan
berikut menyatakan hukum kekekalan massa didalam fluida. Jika fluida
yang mengalir tidak termampatkan, dalam arti kerapatan konstan maka
persamaan dapat ditulis menjadi :
A1 V1= A2 V2
A V = konstan
Persamaan diatas dikenal dengan persamaan kontinuitas.
D. Jenis dan Karakteristik Fluida.
Hal
yang berhubungan dengan jenis dan karakteristik aliran fluida yang
dimaksudkan disini adalah profil aliran dalam wadah tertutup (pipa
umumnya). Profil aliran dari fluida yang melalui pipa, akan dipengaruhi
oleh gaya momentum fluida yang membuat fluida bergerak di dalam pipa,
gaya viscous/gaya gesek yang menahan aliran pada dinding pipa dan
fluidanya sendiri (gesekan internal) dan juga dipengaruhi oleh belokan
pipa, valve sebagainya.
Jenis aliran fluida terbagi dalam 2 bagian yaitu :
1. Aliran Laminar
2. Aliran Turbulen
Pada gambar dibawah ini diperlihatkan profil aliran fluida
Gambar : Jenis aliran fluida
Laminer
berasal dari bahasa latin “thin plate” yang berarti plate tipis atau
aliran sangat halus.Pada aliran laminer, gaya viscous (gesek) yang
relatif besar mempengaruhi kecepatan aliran sehingga semakin mendekati
dinding pipa, semakin rendah kecepatannya. Secara teori, aliran ini
berbentuk parabola dengan bagian tengah mempunyai kecepatan paling
pinggir mempunyai kecepatan paling rendah akibat adanya gaya gesekan.
Pada
aliran turbulen, gaya momentum aliran lebih besar dibandingkan gaya
gesekan dan pengaruh dari dinding pipa menjadi kecil. Karenanya aliran
turbulen memberikan profil kecepatan yang lebih seragam dibandingkan
aliran laminer, walaupun pada lapisan fluida dekat dinding pipa tetap
laminer. Profil kecepatan pada daerah transisi antara laminer dan
turbulen dapat tidak stabil dan sulit untuk diperkirakan karena aliran
dapat menunjukkan sifat dari daerah aliran laminer maupun turbulen atau
osilasi antara keduanya. Pada beberapa tempat, aliran turbulen
dibutuhkan untuk pencampuran zat cair. Pola aliran laminar dan turbulen
diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Gambar : Pola aliran Turbulen dan Laminer
Untuk mengetahui jenis aliran fluida dilakukan dengan apa yang disebut dengan bilangan Reynolds (Rd).
RD = Gaya momentum
Gaya Gesek
RD = 3160 х Q х SG(Liquid)
η х D
Dimana : Rd = Bilangan Reynolds
Q = Laju aliran (m3/menit)
SG = spesific gravity (g/cm3)
η = Koefisien kekentalan (kg/m3)
D = Diameter pipa (m2)
Besarnya
bilangan Reynold yang terjadi pada suatu aliran dalam pipa dapat
menunjukkan apakah profil aliran tersebut luminer atau turbulen.
Biasanya angka Rd <2000 merupakan batas aliran laminer dan angka
lebih besar dari Rd >2300 dikatakan aliran turbulen. Sedangkan Rd
diantara keduanya dinyatakan sebagai aliran transisi. Karakteristik lain
yang mempengaruhi pengukuran laju aliran adalah temperatur dan tekanan
fluida tersebut, khususnya bila fluida tersebut adalah fluida gas. Hal
ini disebabkan karena massa jenis (ρ) fluida gas sangat dipengaruhi oleh
kedua besaran yang disebutkan diatas.
Jenis aliran fluida didalam pipa tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
1. Kecepatan fluida (V) didefinisikan besarnya debit aliran yang mengalir persatuan luas.
V = Q [ m/detik ]
A
2. Debit (Q) didefinisikan suatu kecepatan aliran fluida yang memberikan banyaknya volume fluida dalam pipa.
Q = A х V [ m3detik ]
Dimana V = kecepatan aliran (m)
Q = laju aliran (m3)
A = luas pipa (m2)
E. Pengenalan Alat Ukur
Didalam
pabrik-pabrik pengolahan dilengkapi dengan berbagai macam alat
pengoperasian. Setiap peralatan saling mendukung antara satu peralatan
dengan peralatan lainnya. Untuk mencapai hasil yang diinginkan maka
diperlukan peralatan pendukung. Salah satu peralatan pendukung yang
penting dalam suatu pabrik adalah peralatan instrument pabrik. Peralatan
instrument merupakan bagian dari kelengkapan keterpasangan peralatan
yang dapat dipergunakan untuk mengetahui dan memperoleh sesuatu yang
dikehendaki dari suatu kegiatan kerja peralatan mekanik. Salah satu
peralatan instrument yang penting adalah alat ukur. Penggunaan alat ukur
dalam pabrik sangat banyak digunakan, ini bertujuan untuk menjaga agar
hasil yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan sehingga perlu adanya
peliharaan/perawatan dari alat ukur.
Alat-alat
ukur instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan
besaran suatu fluida disebut sebagai alat ukur aliran fluida, yaitu :
1. Alat Ukur Primer.
Yang dimaksud dengan alat ukur primer adalah bagian alat ukur yang berfungsi sebagai alat perasa.
2. Alat Ukur Sekunder
Alat ukur sekunder adalah bagian yang mengubah dan menunjukkan besaran aliran yang dirasakan alat perasa supaya dapat dibaca.
Alat ukur yang sering kita jumpai di dalam pabrik dibagi menurut fungsinya yaitu:
a. Alat Pengukur Aliran Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan aliran dari fluida yang mengalir.
b. Alat pengukur tekanan Alat yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan besaran tekanan dari fluida.
c. Alat pengukur tinggi permukaan cairan Alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian permukaan fluida
d. Alat pengukur temperature Alat yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan besaran temperatur.
1. Tujuan pengukuran aliran fluida.
Tujuan dari pada pengukuran aliran fluida adalah
1. Untuk mencegah kerusakan peralatan.
2. Mendapatkan mutu produksi yang diinginkan dan
3. Mengontrol jalannya proses.
F. Jenis Alat Ukur Aliran Fluida.
Jenis
alat ukur aliran fluida yang paling banyak digunakan diantara alat ukur
lainnya adalah alat ukur aliran fluida jenis beda tekanan. Hal ini
dikarenakan oleh konstruksinya yang sederhana dan pemasangannya yang
mudah. Alat ukur aliran beda tekanan dibagi atas empat jenis :
1. Venturi Meter
2. Plat Orifice
3. Nozzle
4. Pitot Tube
1. Tabung Venturi.
Tabung Venturi adalah
suatu alat yang terdiri dari pipa dengan penyempitan dibagian tengah
yang dipasang di dalam suatu pipa aliran untuk mengukur kecepatan aliran
suatu zat cair. Fluida yang digunakan pada venturi meter ini dapat
berupa cairan gas dan uap.
Tabung
Venturi ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang berfungsi
untuk mendapatkan beda tekanannya dapat dilihat pada gambar.Sedangkan
alat untuk menunjukkan besaran aliran fluida yang diukur atau alat
sekundernya adalah manometer tabung U. Tabung Venturi memiliki kerugian
praktek tertentu karena harganya mahal, memerlukan ruang yang besar dan
rasio diameter throatnya dengan diameter pipa tidak dapat diubah.
Untuk
sebuah tabung venturi tertentu dan sistem manometer tertentu, kecepatan
aliran yang dapat diukur adalah tetap sehingga jika kecepatan aliran
maka diameter throatnya dapat diperbesar untuk memberikan pembacaan yang
akurat atau diperkecil untuk mengakomodasi kecepatan aliran maksimum
yang baru.
Pada
venturi ini fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan kebagaian
inle cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan tekanan
awal. Pada bagian inlet cone fluida akan mengalami penurunan tekanan
yang disebabkan oleh bagian inlet cone yang berbentuk kerucut atau
semakin mengecil kebagian throat. Kemudian fluida akan masuk kebagian
throat, pada bagian throat inilah tempat-tempat pengambilan tekanan
akhir dimana throat ini berbentuk bulat datar. Laju fluida akan melewati
bagian akhir dari tabung venturi yaitu outlet cone. Outlet cone ini
berbentuk kerucut dimanan bagian kecil berada pada throat dan pada
outlet cone ini tekanan akan kembali normal.
Jika
aliran melalui tabung venturi benar-benar tanpa gesekan, maka tekanan
fluida yang meninggalkan meteran tentulah sama persis dengan tekanan
fluida yang memasuki meteran dan keberadaan meteran dalam jalur tersebut
tidak akan menyebabkan kehilangan tekanan yang bersifat permanen dalam
tekanan. Penurunan tekanan pada inlet cone akan dipulihkan dengan
sempurna pada outlet cone. Gesekan tidak dapat ditiadakan dan juga
kehilangan tekanan yang permanen dalam sebuah meteran yang dirancang
dengan tepat.
Tabung Venturi terdiri dari 4 bagian yaitu:
a. Bagian inlet
Bagian
yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama seperti diameter pipa
atau cerobong aliran. Lobang pengambilan tekanan awal ditempatkan pada
bagian ini.
b. Inlet cone
Bagian inlet yang berbentuk seperti kerucut yang berfungsi untuk menaikkan tekanan fluida
c. Throat (leher)
Bagian
tempat pengambilan beda tekanan akhir, dimana pada bagian ini berbentuk
bulat datar. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau menambah
kecepatan dari aliran yang keluar dari inlet cone
d. Outlet cone
Bagian akhir dari venturi meter yang merupakan kebalikan dari inlet cone.
2. Plat Orifice
Plat orifice merupakan
pengukur aliran yang paling murah, paling mudah pemasangannya tetapi
kecil juga ketelitiannya di antara pengukur-pengukur aliran jenis head
flow meter. Pelat orifice merupakan plat yang berlubang dengan piringan
tajam. Pelat-pelat ini terbuat dari bahan-bahan yang kuat. selain
terbuat dari logam, ada juga orificenya yang terbuat dari plastic agar
tidak terpengaruh oleh fluida yang menglir (erosi atau korosi).
3. Nozzle
Flow nozzle sama
halnya dengan Plat Orifice yaitu terpasang diantara dua flens. Flow
nozzle biasa digunakan untuk aliran fluida yang besar, sedangkan plat
orifice digunakan untuk aliran fluida yang kecil. Karena flow nozzle
mempunyai lubang besar dan kehilangan tekanan lebih kecil dari pada plat
orifice sehingga flow nozzle dipakai untuk fluida kecepatan tinggi
seperti uap tekanan tinggi pada temperatur tinggi dan untuk penyediaan
air ketel. Flow nozzle ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran
yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanannya. Sedangkan alat untuk
menunjukkan besaran aliran fluida yang diukur atau alat sekundernya
adalah berupa manometer. Pada flow nozzle kecepatan bertambah dan
tekanan semakin berkurang seperti dalam venturi meter. Dan aliran fluida
akan keluar secara bebas setelah melewati lubang flow nozzle sama
seperti pada plat orifice.
Flow
nozzle terdiri dari dua bagian utama dapat dilihat pada gambar II-8,
yaitu bagian yang melengkung dan bagian yang silinder. Pada flow nozzle
tap-up stream atau tap awal ditempatkan pada jarak yang sama dengan
diameter dari pipa yang digunakan, sedangkan untuk tap-down stream atau
tap akhir ditempatkan pada jarak setengah dari diameter pipa yang
digunakan.
4. Pitot Tubes
Nama
pitot tubes datang dari konsepsi Henry De Pitot Pada tahun 1732. Pitot
tubes mengukur besaran aliran fluida dengan jalan menghasilkan beda
tekanan yang diberikan oleh kecepatan fluida itu sendiri, dapat dilihat
pada gambar , sama halnya seperti plat orifice, pitot tubes membutuhkan
dua lubang pengukur tekanan untuk menghasilkan sesuatu beda tekanan.
Pada pitot tube ini biasanya fluida yang digunakan adalah jenis cairan
dan gas. Pitot tubes terbuat dari stainless steel dan kuningan.
Pada
dasarnya prinsip kerja dari keempat alat ini sama yaitu bila aliran
fluida yang menglir melalui alat ini maka akan terjadi perbedaan tekanan
sebelum dan sesudah alat ini. Beda tekanan menjadi lebih besar bila
laju arus yang diberikan kepada alat ini bertambah.
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk Boiler,cooling tower chiller dan waste water treatment ,evapator Oli Industri defoamer dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
ReplyDeleteWA 081310849918
Terima kasih
numpang promo ya gan
ReplyDeletekami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*