BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan kemajuan jaman,
pembangunan di segala bidang makin harus diperhatikan. Salah satu jalan untuk
meningkatkan taraf hidup bangsa adalah dengan pembangunan industri, termasuk
diantaranya adalah industri kimia, baik yang menghasilkan suatu produk jadi
maupun produk antara untuk diolah lebih lanjut.
Pembangunan industri kimia yang
menghasilkan produk antara ini sangat penting, karena dapat mengurangi
ketergantungan Indonesia terhadap industri luar negeri, yang pada akhirnya akan
dapat mengurangi pengeluaran devisa untuk mengimpor bahan tersebut, termasuk
diantaranya garam dapur.
Garam merupakan salah satu kebutuhan
yang merupakan pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit
bagi tubuh manusia. Walaupun Indonesia termasuk negara maritim, namun usaha
meningkatkan produksi garam belum diminati, termasuk dalam usaha meningkatkan
kualitasnya. Di lain pihak untuk kebutuhan garam dengan kualitas baik (kandungan
kalsium dan magnesium kurang banyak diimpor dari luar negeri, terutama dalam
hal ini garam beryodium serta garam industri.
Kualitas garam yang dikelola secara
tradisional pada umumnya harus diolah kembali untuk dijadikan garam konsumsi
maupun untuk garam industri. Pembuatan
garam dapat dilakukan dengan beberapa kategori berdasarkan perbedaan kandungan
NaCl nya sebagai unsur utama garam. Jenis garam dapat dibagi dalam beberapa
kategori seperti; kategori baik sekali, baik dan sedang. Dikatakan berkisar
baik sekali jika mengandung kadar NaCl >95%, baik kadar NaCl 90–95%, dan
sedang kadar NaCl antara 80–90% tetapi yang diutamakan adalah yang kandungan
garamnya di atas 95%.
Garam industri dengan kadar NaCl >95%
yaitu sekitar 1.200.000 ton sampai saat ini seluruhnya masih diimpor, hal ini
dapat dihindari mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan.
I.2
Rumusan
Masalah
Permasalahan pokok yang dibahas dalam
makalah ini adalah diantaranya sebagai berikut.
1. Bagaimana
sejarah awal ditemukannya garam?
2. Apa
sifat dan spesifikasi dari garam serta bahan baku ataupun produk yang
dihasilkan dalam pembuatan garam?
3. Apa
saja metoda-metoda yang digunakan dalam produksi garam?
4. Bagaimana
suatu garam dapur dapat dimodifikasi menjadi garam meja?
5. Apa
saja limbah yang dihaslikan dalam proses produksi garam?
I.3
Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini
yaitu diantaranya adalah:
1. Mendeskripsikan
informasi kepada pembaca sejarah awal ditemukannya garam.
2. Memberikan
pengetahuan kepada pembaca tentang sifat dan spesifikasi dari garam serta bahan
baku ataupun produk yang dihasilkan dalam pembuatan garam.
3. Menjelaskan
kepada pembaca metoda-metoda serta tahapan produksi garam.
4. Menjelaskan
kepada pembaca tahapan modifikasi garam dapur menjadi garam meja.
5. Memberikan
pengetahuan kepada pembaca akan limbah yang dihasilkan dari produksi garam.
BAB
II
INDUSTRI
GARAM
II.1 Sejarah Garam
a.
Sejarah garam konsumsi
Garam adalah
bahan/bumbu masakan yang ditemukan hampir di semua peradaban. Diperkirakan awal
munculnya adalah sejak jaman neolitikum. Reay Tannahill dalam bukunya Food in History menyebutkan bahwa
produksi garam sudah dilakukan manusia pada jaman neolitikum yaitu fase atau
tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah yang mempunyai ciri-ciri berupa unsur
kebudayaan, seperti peralatan dari batu yang diasah, pertanian menetap, peternakan,
dan pembuatan tembikar. Tapi penggunaan 'rasa asin' pada makanan sudah
dilakukan manusia seribu abad sebelum manusia memproduksinya pada jaman
neolitikum tersebut. Sebelum ditemukan cara memproduksi garam, manusia
memberikan rasa asin pada makanannya dengan cara diantaranya dengan menggunakan
air laut, akan tetapi rasa tersebut akan segera hilang saat selesai dimasak
(dibakar). Garam mulai diproduksi secara masal diperkirakan dilakukan pada
milenium pertama sebelum Masehi, di mana pada saat itu sudah berdiri
pemerintahan Administratif di China, Dinasti Ptolemy di Mesir dan Dinasti
Sekulus di Persia. Dalam buku Cambridge
World History of Food, Kenneth F. Kiple dan Kriemhild Conee Ornelas
menuliskan bahwa pada masa awal produksi garam yang sekarang kita kenal, yaitu
Natrium Klorida (NaCl) dilakukan dengan beberapa metode seperti dengan
menguapkan air laut dengan bantuan sinar matahari, mendidihkan air yang
mengandung garam sehingga terbentuk lapisan garam sampai ke penambangan garam
yang sudah membatu karena proses alam di sumber-sumber air garam. Pada jaman
yunani kuno Sebegitu pentingnya garam dalam kehidupan, Plato menggambarkan
garam sebagai "Sebuah material yang dicintai dewa", Aristoteles
menulis bahwa garam adalah hadiah musim semi yang berasal dari dewa dan homer
menyebut garam sebagai "wahyu Ilahi". Pada masa Romawi Kuno, harga
garam sangat mahal. Oleh karena mahalnya garam pada masa itu lalu dipakai untuk
membayar gaji para pekerja dan prajurit dengan salarium (garam). Istilah
salarium (Latin) yang maksudnya ‘garam’ itu dipakai untuk gaji yang kemudian
diambil dalam bahasa Inggris salary. Lucunya garam dalam bahasa Inggris kuno
adalah ‘sealt’. Bila kita hilangkan dua huruf terakhir –lt, kita akan dapatkan
kata ‘sea’ yang artinya laut. Mungkin juga maksudnya begitu karena air laut
rasanya asin dan garam berasal dari laut.
b.
Sejarah garam di nusantara
Butiran sejarah garam di nusantara ini yang
juga pernah disebutkan Denys Lombard sepertinya masih harus dituliskan karena
dalam Encylopaedie Nederlandsch Indie dibawah entri zout (garam) tidak
memberikan keterangan apa pun mengenai sejarah garam sebelum abad ke-19.
Padahal, jauh sebelumnya menurut beberapa catatan disamping gula kelapa, asam,
terasi, ikan asin, bawang merah dan bermacam-macam bumbu, garam merupakan salah
satu komoditas makanan dan bumbu-bumbuan yang dibawa para pedagang yang lebih
profesional serta memiliki jangkauan yang lebih luas di Jawa. Hal ini dapat
ditemukan dalam prasasti abad IX-X Masehi. Dalam hal ini garam yang diperoleh
dengan cara kuno erat kaitannya dengan proses pengawetan ikan (ikan asin) pada
masa itu Monopoli pemerintah kolonial tidak hanya di Jawa dan Madura, monopoli
meluas ke beberapa distrik di Sumatra dan hampir seluruh Borneo (Kalimantan).
Sementara itu di barat daya Sulawesi pembuatan garam masih berada di tangan
pihak swasta (Handbook of the Netherlands Indies 1930:121). Pada jaman Jepang
ketika produksi garam di Pulau Jawa berhenti, penduduk Sumatra ramai-ramai
merebus air laut untuk mendapatkan garam. Pada 1957 monopoli garam dihapus.
Garam negara pun berubah menjadi perusahaan negara pada 1960 (Cribb 2004: 382).
II.2 Pengertian garam
Secara fisik, garam adalah benda padatan
berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian
terbesar natrium klorida (>80%) serta senyawa lainnya seperti magnesium
klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida, dan lain-lain. Garam mempunyai
sifat / karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk density
(tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 8010C.
Garam natrium
klorida untuk keperluan masak dan biasanya diperkaya dengan unsur iodin (dengan
menambahkan 5 g NaI per kg NaCl) yang merupakan padatan kristal berwarna putih,
berasa asin, tidak higroskopis dan apabila mengandung MgCl2 menjadi
berasa agak pahit dan higroskopis. Digunakan terutama sebagai bumbu penting
untuk makanan, sebagai bumbu penting untuk makanan, bahan baku pembuatan logam
Na dan NaOH ( bahan untuk pembuatan keramik, kaca, dan pupuk ), sebagai zat
pengawet.
II.3
Karakteristik garam NaCl
Natrium
klorida
|
|
Nama lain
Garam
dapur
|
|
Sifat
|
|
58.44
g/mol
|
|
Penampilan
|
Tidak
berwarna/berbentuk kristal putih
|
2.16 g/cm3
|
|
801 °C
(1074 K)
|
|
1465 °C
(1738 K)
|
|
35.9 g/100 mL (25 °C)
|
II.4 Sumber dan Teknologi Pembuatan
Garam
a.
Sumber
Garam
Sumber
garam yang didapat dialam berasal dari :
1.
Air
laut, air danau asin (3% NaCl)
Yang
bersumber air laut terdapat di Mexico, Brazilia, RRC, Australia dan Indonesia
yang mencapai ± 40 %. Adapun yang bersumber dari danau asin terdapat di
Yordania (Laut Mati), Amerika Serikat (Great Salt Lake) dan Australia yang
mencapai produksi ± 20 % dari total produk dunia.
2.
Deposit
dalam tanah, tambang garam (95-99% NaCl)
Terdapat
di Amerika Serikat, Belanda, RRC, Thailand, yang mencapai produksi ± 40 % total
produk dunia.
3.
Sumber
air dalam tanah
Sangat
kecil, karena sampai saat ini dinilai kurang ekonomis maka jarang (sama sekali
tidak) dijadikan pilihan usaha. Di Indonesia terdapat sumber air garam di
wilayah Purwodadi, Jawa Tengah (Burhanuddin, 2001)
4.
Larutan
garam alamiah (20-25% NaCl)
Dari jumlah 41 ton produksi garam d
USA bersumber pada batuan garam (30%), larutan garam alamiah (56%) dan air laut
(14%), sedangkan pemakaiannya adalah : 50% untuk pembuatan NaOH, 6% untuk
pembuatan Na2CO3, 21% untuk dipakai d jalan raya dan 3%
sebagai bahan pengawet dan makanan.
II.5 Jenis dan kegunaan garam
a.
Garam
Industri
Garam
industri yaitu jenis garam dengan kadar NaCl
sebesar 97 % dengan kandungan impurities (sulfat, magnesium dan kalsium
serta kotoran lainnya) yang sangat kecil. Kegunaan garam industri antara lain
untuk industri perminyakan, pembuatan soda dan chlor, penyamakan kulit dan pharmaceutical salt.
b.
Garam
Konsumsi
Garam
konsumsi merupakan jenis garam dengan kadar NaCl sebesar 97 % atas dasar bahan
kering (dry basis), kandungan impuritis (sulfat, magnesium dan kalsium)sebesar 2%, dan
kotoran lainnya (lumpur, pasir) sebesar 1% serta kadar air maksimal sebesar 7%.
Kelompok kebutuhan garam konsumsi antara lain untuk konsumsi rumah tangga,
industri makanan, industri minyak goreng, industri pengasinan dan pengawaten
ikan .
c.
Garam
Pengawetan
Jenis
garam ini biasa ditambahkan pada proses pengolahan pangan tertentu. Penambahan
garam tersebut bertujuan untuk mendapatkan kondisi tertentu yang memungkinkan enzim atau mikroorganisme yang
tahan garam (halotoleran) bereaksi menghasilkan produk makanan dengan karakteristik
tertentu. Kadar garam yang tinggi menyebabkan mikroorganisme yang tidak tahan
terhadap garam akan mati. Kondisi selektif ini memungkinkan mikroorganisme yang
tahan garam dapat tumbuh. Pada kondisi tertentu penambahan garam berfungsi
mengawetkan karena kadar garam yang tinggi menghasilkan tekanan osmotik yang
tinggi dan aktivitas air rendah. Kondisi ekstrim ini menyebabkan kebanyakan mikroorganisme tidak dapat hidup.
Pengolahan dengan garam biasanya merupakan
kombinasi dengan pengolahan yang lain seperti fermentasi dan enzimatis.
Contoh pengolahan pangan dengan garam adalah pengolahan acar (pickle), pembuatan kecap ikan, pembuatan
daging kering, dan pembuatan keju.
d.
Garam
Dapur
Garam dapur/laut
dibuat melalui penguapan air laut, dengan proses sederhana, dan meninggalkan
sejumlah mineral dan elemen lainnya (tergantung sumber air). Jumlah mineral
yang tidak signifikan menambah cita rasa dan warna pada garam laut. Sehingga,
tekstur garam laut di pasaran lebih bervariasi. Beberapa diantaranya lebih
kasar, namun ada juga yang lebih halus. Garam jenis ini mengandung ± 0,0016%
yodium.
Komposisi
rata-rata garam dapur (menurut standar SNI) yaitu:
·
NaCl = minimal 94,9 %
·
Air (H2O) = maksimal 5 %
·
Iodium = 30- 80 mg /kg sebagai KIO3
·
Fe2O3 =
maksimal 100 mg/kg
·
Ca dan Mg = maksimal 1 % dihitung
sebagai Ca
·
SO4= maksimal 2%
·
Bagian yang tidak larut dalam air = maksimal 0,5%
Ciri-ciri
garam dapur :
a. Garam
dapur dibuat melalui proses sederhana dari penguapan atau evaporasi air laut,
sehingga dianggap sebagai garam yang paling alamiah dengan tekstur yang lebih
kasar.
b. Mengandung
yodium dalam jumlah yang sedikit.
e.
Garam
Meja
Berbeda
dengan garam laut, garam meja ditambang dari cadangan garam di bawah tanah. Proses
pembuatan garam meja lebih berat untuk menghilangkan mineral dan biasanya
mengandung aditif untuk mencegah penggumpalan. Kebanyakan dari garam meja di
pasaran telah ditambahkan yodium, nutrisi penting yang terjadi secara alami
dalam jumlah kecil dalam garam laut. Garam ini bebas yodium, Mg, Ca dan K2.
Ciri-ciri:
a. Garam
meja merupakan hasil tambang dari dalam tanah, dan diproses secara lebih rumit
untuk menghilangkan mineral lain yang ikut dalam proses penambangan tersebut.
Teksturnya lebih halus sehingga lebih mudah larut dalam air, biasanya diberi
tambahan zat adiktif untuk mencegah penggumpalan dan tambahan zat gizi lain
agar komposisinya menyerupai garam air laut.
Perbandingan Garam Dapur dan Garam
Meja
Garam dapur dan garam meja memiliki nilai gizi yang
sama, dan secara kimiawi juga mengandung NaCl (sodium klorida) dalam jumlah
yang sama pula. Atau dengan kata lain baik garam meja ataupun garam dapur
memiliki kadar sodium dan kadar klorida yang sama. Kandungan kedua mineral ini
di dalam garam dapur/laut pun tidak ada bedanya dengan garam meja. Namun, secara komersial, garam dapur/laut lebih alami
dan lebih menyehatkan dibandingkan garam meja. Jadi, perbedaan utama garam dapur/
laut dengan garam meja terletak pada rasa, tekstur dan proses pembuatannya, bukan
pada campuran zat kimianya.
II.6 Manfaat garam
1.
Minuman kesehatan.
Produk minuman kesehatan terutama
dirancang sebagai produk minuman untuk mengembalikan kesegaran tubuh dan
mengganti mineral-mineral yang keluar bersama keringat dari tubuh selama proses
metabolisme atau aktivitas olah raga yang berat. Pada umumnya produk-produk
minuman kesehatan selain mengandung pemanis dan zat aktif, juga mengandung
mineral-mineral dalam bentuk ion seperti ion natrium (Na+), kalium (K+),
magnesium (Mg2+), kalsium (Ca2+), karbonat - bikarbonat
(CO3 2- dan HCO3 2-), dan klorida
(Cl-).
2.
Garam mandi.
Garam mandi didefinisikan sebagai
bahan aditif (tambahan) untuk keperluan mandi yang terdiri dari campuran garam NaCl
dengan bahan kimia anorganik lain yang mudah larut, kemudian diberi bahan
pewangi (essentials oil), pewarna, dan mungkin juga senyawa enzim. Garam mandi
ini dirancang untuk menimbulkan keharuman, efek pewarnaan air, kebugaran,
kesehatan dan juga menurunkan kesadahan air. Komponen utama garam mandi adalah
garam NaCl yaitu sekira 90% - 95%. Kegunaan garam mandi secara umum sangatlah
beraneka ragam, di antaranya adalah untuk membersihkan tubuh saat berendam,
menumbuhkan suasana relaks, menurunkan rasa stres, dan sebagai sarana
refreshing. suasana relaks terutama akibat adanya campuran pewangi yang
dipercaya dapat memengaruhi emosi serta suasana hati secara signifikan. Sedangkan
fungsi khusus di bidang kesehatan terutama karena adanya garam NaCl adalah
untuk melenturkan otot yang tegang, mengurangi rasa nyeri pada otot yang sakit,
menurunkan gejala inflamasi (peradangan), serta menyembuhkan infeksi. Untuk
fungsi kecantikan, garam mandi antara lain dapat membantu menghaluskan kulit (cleansing), memacu pertumbuhan sel kulit
sekaligus meremajakannya (rejuvenating).
3.
Garam konsumsi.
Garam dapur merupakan media yang
telah lama digunakan untuk pemberantasan gangguan akibat kekurangan iodium
(gaki), yaitu dengan proses fortifikasi (penambahan) garam menggunakan garam
iodida atau iodat seperti KIO3, KI, NaI, dan lainnya. Pemilihan
garam sebagai media iodisasi didasarkan data, garam merupakan bumbu dapur yang
pasti digunakan di rumah tangga, serta banyak digunakan untuk bahan tambahan
dalam industri pangan, sehingga diharapkan keberhasilan program gaki akan
tinggi. Selain itu, didukung sifat kelarutan garam yang mudah larut dalam air,
yaitu sekira 24 gram/100 ml.
4.
Cairan
Infus
Dikenal beberapa jenis cairan infus
yaitu cairan infus glukosa 5%, cairan infus NaCl 0,9 % + KCl 0,3% atau KCl
0,6%, cairan infus natrium karbonat dan cairan infus natrium laktat. Cairan
infus NaCl adalah campuran aquabidest dan garam grade farmasetis yang berguna
untuk memasok nutrisi dan mineral bagi pasen yang dirawat di rumah sakit.
5.
Sabun dan sampo.
Sabun dan sampo merupakan bahan
kosmetik yang digunakan untuk keperluan mandi dan mencuci rambut, garam NaCl
merupakan satu bahan kimia di antara beberapa komposisi bahan dalam pembuatan
sabun dan sampo.
6. Cairan
dialisat.
Cairan
dialisat merupakan cairan yang pekat dengan bahan utama elektrolit (antara lain
garam NaCl) dan glukosa grade farmasi yang membantu dalam proses cuci darah
bagi penderita gagal ginjal. Seperti diketahui pasen gagal ginjal diharuskan
mengganti darah atau proses cuci darah dalam periode tertentu. Dalam proses
pencucian darah tersebut darah yang akan 'dibersihkan' akan dilewatkan pada
suatu alat membran (hemodialisis) dalam media cairan dialisat. Dalam dialiser
ini darah dibersihkan, 'sampah-sampah' metabolisme secara kontinyu menembus
membran dan menyeberang ke kompartemen dialisat.
7. Penyedap rasa
Garam
NaCl merupakan ingredient yang paling banyak digunakan di industri pengolahan
daging untuk proses pengawetan.
II.7 Proses Produksi Dan Cara
Pengambilan Garam
Ada beberapa cara yang umum dilakukan
untuk memproduksi garam. Proses produksi garam tergantung dari bahan baku yang
digunakan, diantaranya dengan cara solar
evaporation, rekristalisasi, multiple
effect evaporation dan pembuatan garam dari batuan garam.
1.
Penguapan
Air Laut (Solar Evaporation)
Langkah–langkah yang dibutuhkan dalam
pembuatan garam melalui solar evaporation
yakni
a.
Pengeringan Lahan
Tahap Pengeringan
Lahan untuk pembuatan garam terdiri dari :
1)
Pengeringan Lahan Pemenihan.
2)
Pengeringan Lahan Kristalisasi.
Lahan pembuatan garam dibuat secara berpetak-petak secara
bertingkat, sehingga dengan gaya
gravitasi air dapat
mengalir ke hilir
kapan saja dikehendaki. Kalsium dan
magnesium sebagai unsur
yang cukup banyak
dikandung dalam air laut
selain NaCl perlu diendapkan agar kadar NaCl yang diperoleh meningkat. Kalsium dan magnesium dapat
terendapkan dalam bentuk garam
sulfat, karbonat dan oksalat. Dalam
proses pengendapan atau kristalisasi
garam karbonat dan oksalat mengendap dahulu, menyusul garam sulfat, terakhir bentuk garam kloridanya.
Tanah untuk penggaraman yang dipilih harus memenuhi
kriteria yang berkaitan
dengan ketinggian dari permukaan laut, topografi tanah, sifat fisis tanah, kehidupan
(hewan/ tumbuhan) dan gangguan bencana alam.
1)
Letak terhadap
permukaan air laut :
·
Untuk mempermudah
suplai air laut
·
Untuk mempermudah
pembuangan
2)
Topografi :
·
Dikehendaki tanah
yang landai atau kemiringan kecil.
·
Untuk mengatur
tata aliran air dan meminimilisasi biaya konstruksi
3)
Sifat fisis tanah
:
Dikehendaki sifat-sifat :
·
Permeabilitas
rendah
·
Tanah tidak mudah
retak
·
Pasir : Permeabilitas tinggi
·
Tanah liat : Permeabilitas rendah dan Retak pada
kelembaban rendah
·
Untuk peminihan : tanah liat untuk penekanan resapan air
(kebocoran)
·
Untuk meja-meja : campuran pasir dan tanah liat guna
kualitas dan kuantitas hasil produksi
Pengujian laborat tanah, yang diperlukan :
·
Grain size
(ukuran)
·
Kelakuan pada
pengerasan (proctor test)
Bila diperlukan daya dukung untuk lokasi gudang dan
pondasi pompa
4)
Gangguan kehidupan
:
·
Tanaman pengganggu
·
Binatang tanah
5)
Gangguan bencana
alam : Daerah banjir / gempa / gelombang pasang
b. Pengolahan
Air Peminian/ Waduk
1) Pemasukan
air laut ke Peminian
2) Pemasukan
Air laut ke lahan kristalisasi..
3) Pengaturan
air di Peminian
4) Pengeluaran
Brine ke meja kristal dan setelah habis dikeringkan selama seminggu.
5) Pengeluaran
Brine ke meja kristal dan setelah habis dikeringkan, untuk pengeluaran Brine
selanjutnya dari peminian tertua melalui Brine Tank.
6) Pengembalian
air tua ke waduk. Apabila air peminihan cukup untuk memenuhi meja kristal,
selebihnya dipompa kembali ke waduk.
c. Pengolahan
Air dan Tanah
1) Proses
Kristalisasi
a) Pemeliharaan
meja beragam
b) Aflak
(perataan permukaan dasar garam)
2) Proses
Pungutan
a) Umur
kristal garam 10 hari secara rutin (tergantung intensitas cahaya matahari).
b) Pengaisan
garam dilakukan hati-hati dengan ketebalan air meja cukup atau 3-5 cm.
c) Angkut
garam dari meja ke timbunan membentuk profil (ditiriskan), kemudian diangkat ke
gudang dan siap untuk proses pencucian.
d. Proses
Pencucian
1) Pencucian
bertujuan untuk meningkatkan kandungan NaCl dan mengurangi unsur Mg, Ca, SO4
dan kotoran lainnya.
2) Air
pencuci garam yang digunakan semakin bersih dari kotoran maka akan menghasilkan
garam cucian lebih baik dan lebih bersih.
3) Air
garam (Brine) dengan kepekatan 20-24 oBe. (Secara kasar, 1 oBe
nilainya 10 gram per liter. Jadi kalau air laut itu 3,0 oBe berarti
kandungan garamnya 30 gram per liter).
4) Kandungan
Mg ≤ 10 gr/Liter.
Gambar
1.1 Flow Sheet Pembuatan Garam Evaporasi
Pada proses pengkristalan apabila
seluruh zat yang terkandung diendapkan/dikristalkan akan terdiri dari campuran
bermacam-macam zat yang terkandung, tidak hanya Natrium Klorida yang terbentuk
tetapi juga beberapa zat yang tidak diinginkan ikut terbawa (impurities). Proses kristalisasi
yang demikian disebut “kristalisasi total”.
Untuk
mengurangi impuritis dalam garam dapat dilakukan dengan kombinasi dari proses
pencucian dan pelarutan cepat pada saat pembuatan garam.
Sedangkan penghilangan impuritis dari produk garam dapat dilakukan dengan
proses kimia, yaitu mereaksikannya dengan Na2CO3 dan NaOH
sehingga terbentuk endapan CaCO3 dan Mg(OH)2. Reaksi
kimia yang terjadi adalah sebagai berikut:
CaSO4 + Na2CO3
-> CaCO3 (putih) + Na2SO4
MgSO4 + 2NaOH -> Mg(OH)2 (putih) + Na2SO4
CaCl2 + Na2SO4 -> CaSO4 (putih) + 2NaCl
MgCl2 + 2NaOH -> Mg(OH)2 (putih) + 2NaCl
CaCl2 + Na2CO3 -> CaCO3 (putih) + 2NaCl
Faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi garam NaCl melalui penguapan air laut diantaranya
yaitu :
a) Air
Laut
Mutu
air laut (terutama dari segi kadar garamnya (termasuk kontaminasi dengan air
sungai), sangat mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk pemekatan (penguapan).
b) Keadaan
Cuaca
·
Panjang kemarau berpengaruh langsung
kepada “kesempatan” yang diberikan kepada kita untuk membuat garam dengan
pertolongan sinar matahari.
·
Curah hujan (intensitas) dan pola hujan distribusinya
dalam setahun rata-rata merupakan indikator yang berkaitan erat dengan panjang
kemarau yang kesemuanya mempengaruhi
daya penguapan air laut.
·
Kecepatan angin, kelembaban udara dan
suhu udara sangat mempengaruhi kecepatan penguapan air, dimana makin besar
penguapan maka makin besar jumlah kristal garam yang mengendap.
c) Tanah
·
Sifat porositas tanah mempengaruhi
kecepatan perembesan (kebocoran) air laut
kedalam tanah yang di peminihan ataupun di meja.
·
Bila kecepatan perembesan ini lebih
besar daripada kecepatan penguapannya, apalagi bila terjadi hujan selama
pembuatan garam, maka tidak akan dihasilkan garam.
·
Jenis tanah mempengaruhi pula warna dan
ketidakmurnian (impurity) yang terbawa oleh garam yang dihasilkan.
d) Pengaruh
air
·
Pengaturan aliran dan tebal air dari
peminihan satu ke berikutnya dalam kaitannya dengan faktor-faktor arah
kecepatan angin dan kelembaban udara merupakan gabungan penguapan air
(koefisien pemindahan massa).
·
Kadar/kepekatan air tua yang masuk ke
meja kristalisasi akan mempengaruhi mutu hasil.
·
Pada kristalisasi garam konsentrasi air
garam harus antara 25–29°Be.
Bila konsentrasi air tua belum mencapai
25°Be maka gips (Kalsium
Sulfat) akan banyak mengendap, bila konsentrasi air tua lebih dari 29°Be Magnesium akan
banyak mengendap.
e) Cara
pungutan garam
Segi
ini meliputi jadwal pungutan, umur kristalisasi garam dan jadwal pengerjaan
tanah meja (pengerasan dan pengeringan). Demikian pula kemungkinan dibuatkan
alas meja dari kristal garam yang dikeraskan, makin keras alas meja makin baik.
f) Air
Bittern
Air Bittern adalah air sisa kristalisasi
yang sudah banyak mengandung garam-garam magnesium (pahit). Air ini sebaiknya
dibuang untuk mengurangi kadar Mg dalam hasil garam, meskipun masih dapat
menghasilkan kristal NaCl. Sebaiknya kristalisasi garam dimeja terjadi antara
25–29°Be, sisa bittern ≥ 29°Be dibuang.
Kondisi operasi proses produksi garam dapur dilakukan
pada T = 30oC yang merupakan suhu lingkungan dan tekanan 1 atm karena
proses evaporasi air laut menggunakan tenaga surya dan dilakukan di ruang
terbuka. Air laut yang diuapkan sampai kering mengandung setiap liternya
sejumlah 7 mineral seperti CaSO4, MgSO4, MgCl2, KCl, NaBr, NaCl, dan air dengan
berat total 1.025,68 gram. Setelah dikristalkan pada proses selanjutnya akan
diperoleh garam dengan kepekatan 16,75 - 28,5 oBe yang setara dengan
23,3576 gram. Untuk menghasilkan garam dapur hanya akan diperoleh 40,97 % dari
jumlah semula.
2. Rekristalisasi
Rekristalisasi
merupakan suatu pembentukan kristal kembali dari larutan atau leburan dari
material yang ada. Sebenarnya rekristalisasi hanyalah sebuah proses lanjut dari
kristalisasi. Apabila kristalisasi (dalam hal ini hasil kristalisasi) memuaskan
rekristalisasi hanya bekerja apabila digunakan pada pelarut pada suhu kamar,
namun dapat lebih larut pada suhu yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan supaya
zat tidak murni dapat menerobos kertas saring dan yang tertinggal hanyalah
kristal murni. (Fessenden, 1983)
Proses
Kristalisasi terdiri dari beberapa tahapan umum seperti :
a)
Pendinginan
Larutan yang akan dikristalkan didinginkan sampai
terbentuk kristal pada larutan tersebut. Metode ini digunakan untuk zat yang
kelarutan mengecil bila suhu diturunkan. Pendinginan dilakukan 2x yaitu
pendinginan larutan panas sebelum penyaringan dan pendinginan sesudah
penguapan.
b)
Penguapan
Solvent
Larutan yang dikristalkan merupakan senyawa
campuran antara solven dan solut. Setelah dipanaskan maka solven menguap dan
yang tertinggal hanya kristal. Metode ini digunakan bila penurunan suhu
tidak begitu mempengaruhi kelarutan zat
pada pelarutnya. Penguapan bertujuan untuk menghilangkan atau meminimalizir
solvent atau zat pelarut sisa yang terdapat pada filtrat.
c)
Evaporasi
Adiabatis
Metode ini digunakan dalam ruang vakum, larutan
dipanaskan, dimasukkan dalam tempat vakum yang mana tekanan total lebih rendah
dari tekanan uap solvennya. Pada suhu saat larutan dimasukkan ke ruang vakum
solven akan menguap dengan cepat dan penguapan itu akan menyebabkan pendinginan
secara adiabatis.
d) Salting Out
Prinsipnya adalah menambah suatu zat untuk
mengurangi zat yang akan dikristalkan. Pengeluaran garam dari larutan dengan
zat baru ke dalam larutan bertujuan menurunkan daya larut solven terhadap suhu
pada pengatur tersebut. Peningkatan harga k, jika kedalam suatu larutan
ditambah dengan zat elektrolit. (Cahyono, 1998)
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kristalisasi adalah diantaranya :
a)
Laju
pembentukan inti (nukleous)
Laju pembentukan inti dinyatakan dengan jumlah
inti yang terbentuk dalam satuan waktu. Jika laju pembentukan inti tinggi, maka
banyak sekali kristal yang terbentuk, tetapi tak satupun akan tumbuh menjadi
besar, jadi yang terbentuk berupa partikel-partikel koloid.
b)
Laju
pertumbuhan kristal
Merupakan faktor lain yang mempengaruhi ukuran
kristal yang terbentuk selama pengendapan berlangsung. Jika laju tinggi kristal
yang besar akan terbentuk, laju pertumbuhan kristal juga dipengaruhi derajat lewat
jenuh.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan pembentukan kristal adalah :
·
Derajat lewat
jenuh.
·
Jumlah inti yang
ada, atau luas permukaan total dari kristal yang ada.
·
Pergerakan antara
larutan dan kristal.
·
Viskositas
larutan.
·
Jenis serta
banyaknya pengotor. (Handojo, 1995)
Proses rekristalisasi
terdiri dari:
·
Melarutkan zat
tak murni dalam terlarut tertentu pada atau dekat tiik leleh.
·
Menyaring larutan
panas dari partikel bahan tak larut
·
Mendinginkan
larutan panas sehingga zat terlarut menjadi kristal
·
Memisahkan
kristal – kristal dari larutan.
Memperoleh suatu senyawa
kimia dengan kemurnian yang sangat tinggi merupakan hal yang sangat esensi bagi
kepentingan kimiawi. Metode pemurnian suatu padatan yang umumyaitu
rekristalisasi (pembentukan kristal berulang ). Metode ini pada dasarnya
mempertimbangkan perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan dengan pengotornya
dalam pelarut tertentu maupun jika mungkin dalam pelarut tambahan yang lain
yang hanya melarutkan zat – zat pengotor saja. Pemurnian demikian banyak
dilakukan pada industri – industri (kimia) maupun laboratorium untuk
meningkatkan kualitas zat yang bersangkutan.
Persyaratan suatu
pelarut yang baik untuk dipakai dalam proses rekristalisasi, antara lain yaitu:
1) Memberikan perbedaan kelarutan yang cukup signifikan
antara zat yang akan dimurnikan dengan pengotornya.
2) Kelarutan suatu zat dalam pelarut merupakan suatu
fungsi temperatur, umumnya menurun dengan menurunnya temperatur
3) Mudah dipisahkan dari kristalnya
4) Tidak meninggalkan zat pengotor di dalam kristal zat
yang dimurnikan
5) Bersifat inert terhadap zat yang dimurnikan.
Rekristalisasi dalam
pembuatan garam dapur intinya merupakan metode pemurnian suatu kristal garam dari
pengotor-pengotornya. Campuran senyawa yang akan dimurnikan dilarutkan dalam
pelarut yang bersesuaian dalam temperatur yang dekat dengan titik didihnya.
Selanjutnya untuk memishkan pengotor atau zat lain dari zat yang diinginkan
dilakukan penyaringan sampai terbentuk kristal. (Cahyono,1991)
Rekristalisasi garam
batu adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menghasilkan garam dengan
kemurnian yang sangat tinggi dengan menggunakan sedikit energi panas, sedangkan
langkah-langkah prosesnya adalah sebagai berikut :
a. Bahan
baku dialirkan ke dissolver untuk dipisahkan dengan pengotor. Dan pengotor yang
terendapkan dibuang.
b. Dari
dissolver larutan garam dialirkan ke preheater untuk dipanaskan sampai suhu 108
oC dan larutan yang masih mengandung kotoran dialirkan ke clarifier untuk dipisahkan dengan
kotoran yang masih tersisa.
c. Larutan
garam yang sudah bersih dimasukkan ke evaporator tiga tahap. Larutan garam
diuapkan sehingga menghasilkan slurry garam dan larutan brine.
d. Slurry
garam dialirkan ke slurry tank lalu dialirkan ke sentrifuge, sedangkan larutan
brine yang dingin ditampung di tangki lalu dialirkan ke sentrifuge.
e. Di
sentrifuge kristal garam terpisahkan dari air.
f. Kristal
garam yang masih basah lalu didinginkan.
3. Multiple Effect Evaporation
Gambar
Flow Sheet Pembuatan garam dengan multiple effect evaporator
Pada proses ini
biasanya digunakan saturated brine (leburan garam jenuh) alami, yang
terkandung didalam tanah
atau danau. Saturated
brine dapat juga diperoleh dari hasil samping produksi
natrium carbonate dengan proses Solvey.
Pertama-tama saturated
brine (leburan garam) dari air dalam tanah dengan kadar H2S yang
terlarut dalam garam NaCl maksimum 0.015%. Perlakuan pendahuluan dari
bahan baku brine adalah dengan aerasi untuk menghilangkan kandungan hidrogen
sulfide. Penambahan sedikit chlorine dimaksudkan
untuk mempercepat penghilangan H2S dalam brine. Brine setelah proses aerasi, kemudian
diumpankan dalam tangki pengendap untuk mengendapkan lumpur atau solid yang
tidak diinginkan seperti kalsium,
magnesium dan ion besi. Pengendapan dibantu dengan penambahan campuran caustic
soda, soda ash dan brine sehingga didapat larutan garam. Setelah proses
pengendapan, kemudian larutan garam dipekatkan pada evaporator multi
efek. Larutan garam pekat kemudian dicuci dengan brine untuk memurnikan garam.
Larutan garam kemudian difiltrasi pada filter untuk proses pemisahan garam dan
larutan brine. Garam yang terpisah kemudian ditambahkan kalium yodat
untuk penambahan kandungan
yodium pada garam sehingga dihasilkan sodium chloride.
Sodium chloride kemudian dikeringkan pada dryer dan kemudian disaring untuk
mendapatkan ukuran yang seragam. Sodium chloride kemudian siap dikemas dan
dipasarkan. Yields yang dihasilkan pada proses ini adalah 99,8%.
Proses dengan multiple
effect evaporation merupakan proses yang paling klasik untuk produksi garam.
Jumlah evaporator yang diterapkan bervariasi antara 2, 6, mungkin 7. Sedangkan
langkah-langkah prosesnya adalah sebagai
berikut :
a. Umpan
yang berupa larutan NaCl 26% dipanaskan terlebih dahulu di preheater.
b. Larutan
NaCl yang sudah dipanaskan dimasukkan ke dalam evaporator 5 tahap. Evaporator
divakumkam sehingga dari satu evaporator ke evaporator berikutnya titik
didihnya semakin menurun. Di evaporator larutan garam dipanaskan dengan steam.
c. Uap
yang dihasilkan pada proses sebelumnya digunakan lagi untik proses penguapan di
evaporator berikutnya.
d. Dari
evaporator dihasilkan slurry garam yang selanjutnya dialirkan ke alat
sentrifugasi.
e. Di
alat sentrifugasi kristal garam terpisahkan dari air namun masih basah.
f. Garam
yang basah tersebut dikeringkan lalu dipak dan siap dikeringkan.
4. Pembuatan Garam Dengan Proses Open
Pan
Flow
sheet Pembuatan Garam dengan Proses Open Pan
Pembuatan garam dengan
proses open pan ini menggunakan bahan baku brine yang berasal dari proses
pemanasan air laut. Proses ini disebut juga proses “Grainer”, dimana air laut
dijenuhkan dengan cara memanaskan pada heater pada suhu 230oF (110oC).
Larutan brine panas kemudian diumpankan pada graveller yang berfungsi untuk
memisahkan calcium sulfate pada larutan
brine. Larutan brine kemudian didinginkan pada flasher dengan suhu yang dijaga
agar garam (NaCl) masih dalam kondisi larut dalam air. Larutan brine dingin kemudian diumpankan ke open pan yang berfungsi
untuk menguapkan air dengan suhu operasi
205oF (96oC) sehingga dihasilkan kristal garam yang
kemudian dipisahkan dari mother liquor
pada centrifuge. Mother liquor kemudian direcycle kembali pada open pan pan, sedangkan kristal garam yang terpisah
kemudian ditambahkan kalium yodat untuk penambahan kandungan yodium pada garam
sehingga dihasilkan sodium chloride.
Sodium chloride
kemudian dikeringkan pada dryer dan kemudian disaring untuk mendapatkan ukuran
yang seragam. Sodium chloride kemudian siap dikemas dan dipasarkan. Yields yang
dihasilkan pada proses ini adalah 99,9%.
5. Pembuatan Garam dari Batuan Garam (Rock Salt)
Di zaman
kuno, sumber utama garam adalah garam batu, batu kristal yang ditambang sama
seperti batu bara, dan endapan garam kering yang ditemukan di area dekat laut,
seperti rawa-rawa. Garam batu umum ditemukan di berbagai lokasi di dunia.
Namun, tambang garam tertua di dunia tampaknya yang ada di Lembah Araxes di
Azerbaijan. Dikenal dengan nama area endapan garam Duzdagi, area ini ditemukan
oleh para arkeolog pada tahun 1970-an, sebagai peninggalan milenium kedua
sebelum Masehi.
Batuan
garam didapatkan dari hasil penggalian yang kedalamannya tidak begitu dalam.
Batuan garam juga terkenal dengan sebutan karang garam, batuan garam terbentuk
akibat mengeringnya samudra pada jutaan tahun yang lalu. Cadangan terbesar
garam batu ditemukan di Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Eropa timur, dan Cina.
Karena adanya tekanan dari dalam bumi maka tebentuklah kubah garam, kejadian
ini bisa ditemukan di Amerika Serikat di sepanjang pantai teluk Texas dan
Lousiana.
Pengolahan garam batu
secara umum terdiri dari beberapa tahap mulai dari penggalian batuan lalu
proses crushing, grinding, screening lalu dihasilkan garam. Berikut ini adalah
tahapan secara detail pengolahan garam batu yang dilakukan oleh beberapa
perusahaan tambang garam.
1.
Sedimen garam bawah tanah biasanya
ditemukan oleh prospectors dengan mencari
air atau minyak. Ketika garam terdeteksi, bor berongga digunakan untuk
mengambil sampel di beberapa lubang teratur di seluruh area sedimen. Sampel ini
dianalisis untuk menentukan apakah pertambangan garam akan menguntungkan.
2.
Ketika sebuah area telah dipilih untuk mulai
pertambangan, lubang digali hingga ke tengah sedimen atau deposit garam.
Kemudian mesin bergergaji digunakan untuk memotong slot dengan tinggi sekitar
6,0 inci (15 cm), lebar sekitar 66 kaki (20 m, dan kedalaman sekitar 10 kaki (3
m) hingga ke dasar lapisan. Proses ini dikenal sebagai undercutting. Serangkaian lubang dibor ke dalam garam yang telah
di-undercut dengan bor listrik yang
mengandung sedikit tungsten karbida. Lubang ini diisi dengan bahan peledak
seperti dinamit atau amonium nitrat. Tutup peledak listrik dipasang dengan
kabel panjang, dan ledakan dilakukan dari jarak yang aman. Pemotongan dan
peledakan diulang dan meninggalkan bentuk pilar garam untuk mendukung daerah atap
pertambangan. Hal ini dikenal sebagai metode ruang-dan-pilar dan juga digunakan
di tambang batubara.
3.
Potongan-potongan garam batu yang telah
hancur lalu diangkut ke area penghancuran bawah tanah. Di sini mereka melewati
kisi yang dikenal sebagai grizzly yang akan mengumpulkan potongan-potongan
kecil berukuran sekitar 9 inci (23 cm). Potongan yang lebih besar hancur dalam
silinder berputar di antara rahang dengan logam berduri. Garam tersebut
kemudian diangkut ke luar tambang menuju ke area proses penghancuran sekunder
dimana grizzly yang lebih kecil dan crusher yang lebih kecil akan mengurangi
ukuran partikel garam menjadi sekitar 3,2 inci (8 cm). Pada proses ini benda
asing sepertik kotoran akan dihapus dari garam, proses yang dikenal sebagai picking. Logam akan dihapus oleh magnet
dan bahan-bahan lain dengan tangan. Material batuan-batuan juga dapat dihilangkan
dalam Penghancur Bradford, yaitu drum metal yang berputar dengan lubang kecil
di bagian bawah. Garam dimasukkan ke drum, lalu dipecah ketika bertubrukan di
bagian bawah, dan melewati lubang. Batuan-batuan umumnya lebih keras dari
garam, sehingga tidak pecah dan tidak akan melewati alat tersebut. Garam yang lolos
kemudian dipindahkan ke area penghancuran tersier, di mana grizzly paling kecil
dan crusher akan menghasilkan ukuran partikel sekitar 1,0 inci (2,5 cm). Jika diinginkan
partikel garam lebih kecil, maka garam dilewatkan melalui penggiling terdiri
dari dua silinder logam bergulir terhadap satu sama lain. Jika diinginkan garam
murni, maka garam dilarutkan dalam air untuk membentuk air garam untuk diproses
lebih lanjut. Biasanya garam dihancurkan atau ditumbuk lalu dilewatkan melalui penyaring
untuk dipisahkan berdasarkan ukuran, dituangkan ke dalam bag packing, dan dikirim ke konsumen.
II.8 Proses
pembuatan garam meja
Garam yang kita kenal sehari-hari, adalah suatu kumpulan senyawa
kimia dengan bagian terbesar terdiri dari natrium klorida (NaCl) dengan
pengotor terdiri dari kalsium sulfat (gips), CaSO4, Magnesium sulfat
(MgSO4), Magnesium klorida (MgCl2), dan lain-lain
(Sutrisnanto, 2001). Apabila air laut diuapkan maka akan dihasilkan kristal
garam, yang biasa disebut garam krosok. Oleh karena itu garam dapur hasil
penguapan air laut yang belum dimurnikan banyak mengandung zat-zat pengotor
seperti Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42-,
I-, Br- (Anonim, 1989).
Tipe
garam terdiri dari kategori baik sekali, baik dan sedang. Kategori tersebut
berdasarkan kandungan NaCI-nya yaitu > 95%, 90 – 95% dan 80 – 90%
berturut-turut untuk kategori baik sekali, baik dan sedang. Garam industri
dengan kadar NaCI >95%, yaitu sekitar 1.200.000 ton sampai saat ini
seluruhnya masih impor, pada hal Indonesia merupakan Negara kepulauan. Sistem
penggaraman rakyat sampai saat ini menggunakan kristalisasi total sehingga
produktivitas dan kualitas kasih kurang atau pada umumnya kadar NaCI- nya
kurang dari 90% dan banyak mengandung zat pengotor.
Natrium klorida (NaCl) merupakan salah satu bahan yang banyak
digunakan oleh masyarakat dalam pengolahan makanan dan bahan baku dalam
berbagai industri kimia. Industri kimia yang paling banyak menggunakan natrium
klorida (NaCl) sebagai bahan bakunya adalah industri klor alkali. Produk utama
dari industri ini adalah klorin (Cl- ) dan natrium hidroksida (NaOH), yang
banyak dibutuhkan oleh industri lain, seperti industri pulp dan kertas,
tekstil, sabun dan pengolahan air limbah.
Hasil
karakterisasi sampel garam dapur kotor dapat dilihat sebagai berikut:
Parameter uji
|
Kadar pada garam kotor
|
NaCl
Mg2+
Ca2+
Fe3+
Kadar air
|
80,1170 %
0,0399 %
2,7812 %
Tidak terdeteksi
5,2141 %
|
Fungsi dari garam meja tidak jauh dari garam dapur biasa,
yang membedakan adalah teksturnya lebih lembut dan halus, sehingga penggunaanya
lebih praktis. Garam meja sering dapat kita temui di restaurant atau warung
makan.
Proses pembuatan garam meja menggunakan bahan dasar garam
dapur. Prinsip percobaanya adalah garam dapur yang kotor dibersihkan dari
kotoran-kotoran dan dari zat penyebaba mudah membasah maupun rasa sedikit
pahit. Proses pembuatannya adalah garam dapur dilarutkan dalam airsambil mengaduknya
sampai semuanya larut. Setelah larut semua lalu disaring. Tapisannya ditambah
Natrium Karbonat yang larut dalam air kemudian diaduk. Menyaring endapan yang
terbentuk lalu diuapkan hingga airnya habis dan tertinggal kristal garam.
Selama proses penguapan diusahakan api tidak terlalu besar dan sambil
diaduk. Menumbuk halus kristal-kristal garam yang telah kering dan menyimpannya
dalam toples.
Untuk meningkatkan kualitas garam dapur dapat dilakukan dengan beberapa
cara diantaranya :
1.
Kristalisasi
bertingkat, rekristalisasi, dan pencucian garam.
Pada dasarnya pembuatan garam dari air laut
terdiri dari langkah-langkah proses pemekatan (dengan menguapkan airnya) dan
pemisahan garamnya (dengan kristalisasi). Bila seluruh zat yang terkandung
diendapkan/dikristalkan akan terdiri dari campuran bermacam-macam zat yang
terkandung, tidak hanya Natrium Klorida yang terbentuk tetapi juga beberapa zat
yang tidak diinginkan ikut terbawa (impurities). Proses kristalisasi yang
demikian disebut “kristalisasi total”.
Untukmeningkatkan kemurnian garam dengan
cara kristalisasi bertingkat, maka di perlukan air pencuci. Air pencuci garam
semakin bersih dari kotoran akan dapat menghasilkan garam cucian yang lebih
abik atau bersih. Syarat air pencuci antara lain :
- Air garam (Brine) dengan kepekatan 20–24°Be
- Kandungan Mg ≤ 10 g/liter.
Dalam mengukur sampel
air laut digunakan alat beumeter yaitu skala untuk menunjukkan nilai
konsentrasi/kelarutan zat dalam larutan.
˚Be = 145-145/sg
Bagan Proses Pembuatan Garam Evaporasi Kadar NaCl
Tinggi dapat dilihat sebagai berikut :
Keterangan
:
·
I II III : baks
isrkulasi pencuci terbuat dari beton
·
1,2,3 : bak penampungan
yg berisi garam yg bercampur air pencuci terbuat dari beton.
·
A : alat penghalus
garam
·
B1, B2, B3: talang
pencucian (15-30˚C)
·
C : pipa pencucian
garam terbuat dari pipa paralon
·
D : pompa sirkulasi air
pencuci
·
E : Saluran pembuangan
air pencuci
Bila terjadi kristalisasi komponen garam
tersebut diatur pada tempat-tempat yang berlainan secara berturut-turut maka
dapatlah diusahakan terpisahnya komponen garam yang relatif lebih murni. Proses
kristalisasi demikian disebut kristalisasi bertingkat. Untuk mendapatkan hasil
garam Natrium Klorida yang kemurniannya tinggi harus ditempuh cara kristalisasi
bertingkat, yang menurut kelakuan air laut, tempat kristalisasi garam (disebut
meja garam) harus mengkristalkan air pekat dari 25°Be sehingga menjadi 29°Be, sehingga pengotoran
oleh gips dan garam-garam magnesium dalam garam yang dihasilkan dapat
dihindari/dikurangi.
2.
Pemurnian
dengan penambahan bahan pengikat pengotor.
Tanpa adanya proses pemurnian, maka garam dapur
yang dihasilkan melalui penguapan air laut masih bercampur dengan senyawa lain
yang terlarut, seperti MgCl2, MgSO4, CaSO4,
CaCO3 dan KBr , KCl dalam jumlah kecil (Jumaeri, 2003).
Bahan pengikat pengotor adalah bahan atau
zat yang dapat digunakan untuk mengikat zat-zat asing yang keberadaannya tidak
dikehendaki dalam zat murni. Secara teori garam yang beredar di masyarakat
sebagai garam konsumsi harus mempunyai kadar NaCl minimal 94,7% untuk garam
yang tidak beriodium (Nitimihardja, 2005:6). Sesuai SNI nomor 01-3556-2000
(Anonim, 1994), garam beriodium adalah garam konsumsi yang mengandung komponen
utama NaCl (Natrium Klorida/mineral) 94,7%, air maksimal 7 % dan Kalium Iodat
(KIO3) mineral 30 ppm, serta senyawa-senyawa lain sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan, namun pada kenyataannya kadar NaCl pada garam
dapur jauh di bawah standar.
Cara yang dapat dilakukan adalah lima puluh
mL air garam diuapkan hingga membentuk kristal kering, kemudian kristal yang diperoleh
ditimbang dan ditentukan kadar air, kadar pengotor dan kadar NaCl. Kristalisasi
garam dapur dengan penambahan bahan pengikat pengotor ke dalam 50 ml air tua ditambahkan Na2CO3
dengan konsentrasi bervariasi (0,1; 0,5; 1) M. Kemudian ditambahkan larutan Na2C2O4
(0,1; 0,5; 1) M tetes demi tetes sampai tidak membentuk endapan lagi. Larutan dibiarkan
10 menit, kemudian disaring. Filtrat diuapkan hingga kering. Kristal yang diperoleh
ditentukan kadar air, kadar pengotor dan kadar NaClnya. Perlakuan yang sama
juga dilakukan pada penambahan bahan pengikat pengotor Na2CO3–
NaHCO3.
Sampel garam dapur hasil kristalisasi
sebelumnya sebanyak 2 gram dimasukkan dalam botol timbang lalu dikeringkan pada
suhu 110˚C selama 2 jam. Kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang
hasilnya. Kadar air ditentukan sebelum dan sesudah garam dapur dimurnikan
dengan bahan pengikat pengotor.
Sampel garam dapur hasil kristalisasi
sebelumnya sebanyak 0,025 gram dilarutkan dalam labu takar 10 mL dan diencerkan
sampai batas. pH larutan dicek, bila terlalu asam ditambahkan larutan NaHCO3 0,1 M tetes demi tetes
sampai netral, bila terlalu basa ditambahkan larutan HNO3 0,1 M tetes demi tetes
sampai netral, Ditambahkan 1 mL indikator K2CrO4 5%. Larutan dititrasi dengan larutan AgNO3 yang telah
distandarisasi sampai warna merah coklat dan dihitung kadar NaCl. Ion-ion yang
akan ditentukan adalah ion Fe3+, ion Ca2+ dan ion Mg2+. Kadar ion pengotor ditentukan dengan menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom.
Dalam tahap kristalisasi dengan menggunakan
bahan pengikat ini, csmpuran pengikat yang paling efektif untuk digunakan
adalah campuran Na2C2O4 dan. Hal ini dapat
dilihat dari berbagai aspek antara lain :
a.
Kadar air berdasarkan
variasi penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3
Variasi
|
Konsentrasi
Na2C2O4 (M)
|
Konsentrasi
Na2CO3 (M)
|
Kadar air (%)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
0,1
0,1
0,1
0,5
0,5
0,5
1,0
1,0
1,0
|
0,1
0,5
1,0
0,1
0,5
1,0
0,1
0,5
1,0
|
14,186
9,970
11,203
0,626
0,438
11,323
8,295
14,012
7,100
|
Pada variasi penambahan Na2C2O4
dan Na2CO3 kadar air tertinggi diperoleh pada penambahan
Na2C2O4 1,0 M dan NaHCO3 0,1 M yaitu sebesar
24,9327 % dan kadar air terendah pada penambahan Na2C2O4
0,5 M dan Na2CO3 1,0 M, yaitu sebesar 14,2633 %.
b.
Kadar NaCl berdasarkan
variasi penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3
Variasi
|
Konsentrasi
Na2C2O4 (M)
|
Konsentrasi
Na2CO3 (M)
|
KadarNaCl (%)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
0,1
0,1
0,1
0,5
0,5
0,5
1,0
1,0
1,0
|
0,1
0,5
1,0
0,1
0,5
1,0
0,1
0,5
1,0
|
77,043
87,764
77,698
76,890
96,460
85,467
80,124
81,001
79,347
|
Pada penambahan Na2C2O4
dan Na2CO3 diperoleh kadar NaCl tertinggi pada
penambahan Na2C2O4 0,5M dan Na2CO3
0,5M yaitu sebesar 96,460 %.
c.
Hasil karakterisasi
sampel garam dengan penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3
Parameter uji
|
Kadar pada garam kotor
|
NaCl
Mg2+
Ca2+
Fe3+
Kadar air
|
96,460 %
0,00396 %
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
0,4376 %
|
II.9 Limbah proses
produksi garam
Proses produksi garam rakyat, melalui
berbagai tahapan, diantaranya : penyediaan lahan (tambak), pengaliran air laut
kelahan, proses penguapan air laut, proses kristalisasi garam, pemisahan garam
dari airnya sehingga diperoleh garam rakyat.
Air sisa dari proses produksi garam rakyat
ini, berwarna kuning muda, dibuang (tidak dimanfaatkan), disebut dengan istilah
"Air Tua" atau "Bittern". Air tua (bittern) ini merupakan
air limbah dari proses produksi garam rakyat, jumlahnya cukup besar sehingga
dibutuhkan pengelolaan yang dapat dimanfaatkan. Kualitas air limbah industri
garam ini (bittern) :
Kandungan ion magnesium (Mg) : 36,45 gram/L
Kandungan ion kalium (K) : 10,95 gram/L
Kandungan ion kalsium (Ca) : 0,14 gram/L
Kandungan ion sulfat (SO4) : 52,14 gram/L
Berat Jenis :
1,250 gram/ml
Beberapa manfaat dari air limbah garam
antara lain :
1.
Produksi pupuk multinutrien phosphate-base
Langkah-langkah
pembuatan pupuk multinutrien phosphate-base adalah sebagai berikut :
- Larutan air limbah (bittern) dimasukan kedalam tangki reaksi
- Tambahkan Larutan NaH2PO4 (sesuai stoikiometrinya)
- Tambahkan Larutan NaOH (sesuai stoikiometrinya)
- Lakukan Pengadukan dengan kecepatan putaran pengaduk 135 rpm, waktu pengadukan 60 menit
- Lakukan proses pemisahan produk pupuk dari larutannya dengan proses filtrasi
- Produk pupuk dilakukan proses pencucian dengan air untuk menghilangkan kandungan NaCl nya
- Produk pupuk dilakukan proses pengeringan untuk mengurangi kandungan airnya
* kondisi temperatur
produksi : 30 C.
* kondisi
pH : 10
Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
4 MgCl2 +
KCl + 3NaH2PO4 + 6NaOH → MgKPO4↓ + Mg3(PO4)2
↓ + 9NaCl + 6H2O
Produk : MgKPO4
dan Mg3(PO4)2·4H2O
Kualitas Produk :
Kandungan ion phosphate (PO4)
: 53,92 % berat
Kandungan ion magnesium (Mg)
: 19,95 % berat
Kandungan ion kalium
(K)
: 5,40 % berat
Kandungan ion boron (B)
: 0,05 % berat
Kandungan ion kalsium
(Ca) : 0,07 % berat
2.
Sebagai penyelamat jantung
Masyarakat
Jepang lebih beruntung. Mereka terbiasa minum nigari sebagai sumber magnesium.
Nigari alias sari air laut adalah air laut tua atau yang berada di lapisan
teratas, kira-kira setebal 10 cm, dalam pembuatan garam. Sementara lapisan
bawah bakal menjadi garam. Supaya menjadi sari air laut, air tua itu diproses
dengan otoklaf kristalisasi. Biasanya air tua terbuang dalam proses pembuatan garam.
Satu ton produksi garam, membutuhkan 50 m3 air laut. Jumlah air tua yang
terbentuk 1,9 m3. Nigari berupa bubuk magnesium klorida kerap dipakai untuk
koagulan (pengeras) alami dalam pembuatan tofu alias tahu jepang serta bahan
pendingin alami ikan.
Di negeri
Matahari Terbit itu, nigari yang pahit memang beken. Anak-anak hingga orang tua
terbiasa mengkonsumsinya dalam kehidupan sehari-hari. Meski budaya memproduksi
garam sangat tua di Indonesia, tetapi nigari baru diperkenalkan setahun
terakhir. Dr. Nelson Sembiring periset Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi Jawa Timur yang memperkenalkannya. Nelson mengetahui khasiat nigari
saat belajar di Jepang.
Limbah
air garam kaya mineral seperti magnesium sulfat, natrium klorida, magensium
klorida, dan Kalsium klorida. Kandungan utamanya magnesium, mineral terbanyak
keempat dalam tubuh. Jika limbah itu diekstraksi, sarinya bisa dimanfaatkan
untuk kebutuhan manusia, terutama untuk kecukupan gizi magnesium. Magnesium
berperan menjkesehatan jantung. “Ia mampu mencegah pengendapan lemak pada
dinding pembuluh darah jantung.” kata Prof Dr Bambang Wirjatmadi dari bagian
gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya.
Menurut
Bambang, kurangnya asupan magnesium bisa mempercepat timbulnya endapan lemak
pada pembuluh darah jantung. “Padahal pembuluh darah jantung itu kan ukurannya
sangat kecil. Endapan lemak bisa menyebabkan pembuluh tersumbat. Akibatnya,
kerja jantung terhambat,” tambah alumnus Fakultas Kedokteran Unair itu. Untuk
mencegah penyakit jantung, Bambang biasa melarutkan 20 tetes nigari dalam 20
liter air minum.
3.
Manfaat
lain :
·
Pelangsing No. 1 di Jepang Ranpa Diet Ketat &
Olahraga Berat
Tatsuya
Kosaka meriset untuk membuktikannya. Menurut direktur Institut Penelitian
Nigari itu, magnesium dalam sari air laut bisa membakar lemak dan mengeluarkan
cairan tak berguna dalam tubuh. Wajar jika di Jepang, kalangan anak muda,
terutama remaja perempuan, senantiasa membawa sari air laut. Gunanya menjaga
tubuh tetap langsing dan terhindar dari penyakit kolesterol walau memakan apa
pun.
·
Kecantikan kulit
Magnesium
pada nigari mampu memperlambat proses penuaan sehingga kulit tidak gampang
keriput. Selain itu, kolagen kulit pun bisa diperbaiki, jadi kulit muka semakin
kenyal dan kencang.
·
Detoksifikasi: Mengeluarkan Racun Tubuh
·
Perawatan Kulit: Mengangkat Kulit Mati, Mengurangi
Jerawat, Memperbaiki Kualitas Kulit, Merangsang Pembentukan Kolagen
·
Mencegah Osteoporosis
·
Mencegah Kerusakan Gigi, Tulang, & Gusi
Di
Selandia Baru, pemerintahnya menyarankan anak-anak usia 3-13 tahun untuk
mengkonsumsi sari air laut. Di negeri kiwi itu pertumbuhan tulang pada usia itu
sangat lambat. Nah, kalsium pada nigari bekerja sama dengan magnesium bisa
berperan dalam pembentukan tulang dan gigi.
·
Memblokir Gula
·
Memcegah & Mengatasi Diabetes
·
Memblokir & Membakar Lemak
·
Memblokir pembentukan Trigliseida & Kolesterol
·
Mencegah Batu Ginjal & Batu Saluran Kencing
·
Mencegah Kejang Otot
·
Mengatur Detak Jantung
·
Mencegah Jantung Koroner
·
Mencegah Hipertensi & Stroke
·
Mengatasi Sembelit & Pencernaan
Beberapa saran
penggunaan :
·
Untuk Menjaga Kesehatan, agar tetap Fit &
Segar:
Gunakan 50-60 tetes Nigarin
per hari ke dalam makanan atau minuman
·
Sebagai Isotonic Essence: Tambahakn 15ml (3
sendok teh) Nigarin dalam 1 galon (19lt) air minum
·
Untuk Kecantikan: Pelembab, campurkan 10 ml
(200 tetes) Nigarin dalam lotion pelembab.
·
Cleansing, campurkan 5 tetes Nigarin pada busa
sabun wajah.
·
Mandi Spa, campurkan 100 – 200 ml Nigarin dalam
180 Liter Air.
BAB
III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Garam adalah
bahan/bumbu masakan yang ditemukan hampir di semua peradaban. Diperkirakan awal
munculnya adalah sejak jaman neolitikum. Reay Tannahill dalam bukunya Food in History menyebutkan bahwa
produksi garam sudah dilakukan manusia pada jaman neolitikum yaitu fase atau
tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah yang mempunyai ciri-ciri berupa unsur
kebudayaan, seperti peralatan dari batu yang diasah, pertanian menetap,
peternakan, dan pembuatan tembikar.
Garam
bisa di hasilkan dari berbagai sumber antara lain yaitu dari airlaut, air danau
asin, deposit dalam tanah, tambang garam, sumber air dalam tanah, larutan garam
alamiah, dll. Bukan hanya sebagai penyedap rasa, tetapi garam juga memilki
berbagai macam manfaat lainnya antara lain sebagai minuman kesehatn, garam
mandi, garam konsumsi, cairan infus, sabun dan sampo, cairan dialisat, dsb.
Ada
beberapa cara yang umum dilakukan untuk memproduksi garam. Proses produksi
garam tergantung dari bahan baku yang digunakan, diantaranya dengan cara solar evaporation, rekristalisasi, multiple effect evaporation, open pan
dan pembuatan garam dari batuan garam. Selain itu untuk memperoleh kualitas
garam yang lebih baik lagi dengan kandungan NaCl yang tinggi, ada beberapa cara
yang dapat dilakukan antara lain dengan kristalisasi bertingkat maupun sengan
pengikatan pengotor pada garam dengan menambahkan bahan kimia.
Proses produksi garampun juga
menghasilkan limbah yaitu berupa air bittern yang merupakan air sisa proses
kristalisasi garam. Air bittern ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
antara lain sebagai pupuk multinutrien, penyelamat jantung, dsb.
DAFTAR
PUSTAKA
Adshead, Samuel A.M. Salt and
Civilization. MacMillan, 1992.
Multhauf, Robert P. Neptune's Gift.
Johns Hopkins, 1978.
Artikel
: How salt is made - material, used,
processing, procedure, industry, machine, Raw Materials, The Manufacturing
Process of salt, Quality Control, Health Aspects http://www.madehow.com/Volume-2/Salt.html#ixzz1wDmb42sc
http://yusufzae.blogspot.com
terima kasih info nya ya
ReplyDelete(*) Septic Tank Bio Ramah Lingkungan
(*) Talang Air Fibreglass
(*) Bak kolam Ikan Fibreglass
(*) Tangki Kimia Fibreglass
(*) Jasa Repair Tangki Panel Fibreglass
(*) Pipa Fibreglass Tahan Kimia
(*) Penjebak Lemak Fibreglass
(*) Pelapisan Fibreglass Tahan Kimia
Trima kasih.atas ulasannya sebagai refrensi membuat garam.
ReplyDeleteTrima kasih.atas ulasannya sebagai refrensi membuat garam.
ReplyDeleteterimakasih, sangat membantu
ReplyDeleteSangat membantu dan menarik isinya
ReplyDeleteSalam RENTAL MOBIL
Garam laut untuk perawatan wajah adalah fungsi lain dari garam untuk kosmetik
ReplyDeleteMampir ke blog ane yaa xD
ReplyDeletedalam sederhana nya , misal dr 1 lt air tua be 25 diperlukan brp gram natrium karbonat atau natrium oksalat nya supaya diperoleh nacl tinggi?
ReplyDeleteterimakasih
Numpang ya min ^^
ReplyDeleteMenang Di Acerdomino,com sekarang. jangan habiskan uang kamu di tempat lain,
dapatkan uang terus hanya bermain di acerdomino,com
- BONUS NEW MEMBER 10.000
- BONUS ROLINGAN MINGGUAN 0.5%
- NEXT DEPOSIT 10%
- BONUS REFERRAL SEUMUR HIDUP 15%
WHATSAPP : +855966139323
LINE : ACERPOKER
BBM : D8DVEC7F
LIVE CHAT : ACERDOMINO,COM
ALTERNATIVE LINK : ACERDOMINO,ONLINE
https://caramenangdiacerqq.blogspot.com/
AGEN POKER DAN DOMINO TERPERCAYA
AGEN POKER TERBESAR
BANDAR POKER SANGAT AMAN TERPERCAYA
BANDAR SAKONG TERLUAS YANG TERBAIK
ACERDOMINO.COM
ACERDOMINO
AGEN DOMINO TERAMAN DAN TERPERCAYA
CARA MAIN POKER ONLINE
INDOTERPAL adalah distributor dan produsen terpal dan tenda “ready made” terdepan dan terunggul di jakarta dengan produk dan kualitas terbaik dan termurah. Dengan pengalaman bisnis dibidang terpal dan tenda lebih dari 15 tahun kami memastikan anda sebagai pelanggan untuk memperoleh jaminan pelayanan dan kepuasan dari kami.
ReplyDeleteBeberapa keuntungan yang dapat anda peroleh dengan menjadi customer kami adalah produk yang bervariasi, terjamin, harga kompetitif . Semua harga produk terpal dan tenda kami sudah mencakup biaya produksi serta FREE delivery untuk wilayah JABODETABEK (*)
Produk kami mencakup terpal plastik siap pakai, terpaulin, cover truk, cover kapal, cover mesin, tenda cafe, tenda kerucut / tenda sarnavil, tenda peleton / tenda penampungan, tenda lipat, jaring anggrek, polynet, waring, tambang PE / PP, plastik cor, kantung jenazah, dsb-nya.
Untuk informasi
Bisa email ke tommyindoterpal@gmail.com
Mobile:0813-8061-3685
Saya menyediakan karung jumbo bag, sling bag kapasitas 500kg-2000kg kekuatan dijamin tersedia kondisi bekas ataupun baru, dan karung 50kg bekas ataupun baru ready bersta dar SNI, sudah berpengalaman sejak tahun 1995, cocok buat isi hasil bumi atau pertambangan sperti, pasir, silika, kapur, sawit, rempah2, biji2an, jenis plastik, dan grade food untuk makanan, sudah berpengalaman kirim ke seluruh Indonesia dan terpercaya, perlu diketahui menggunakan packing jumbo bag menghemat biaya finishing dan pengemasan produksi
ReplyDeleteKontak hubungi :
Wa: 081296230410
Tlp: 081278692200
Email : Fikriefridho99@gmail.com
Lokasi- Serang-Banten dan jabodetabeka
Permainan Sabung Ayam Online di Agen BOLAVITA , dengan minimal deposit hanya Rp 25.000 saja , dan minimal betting hanya Rp 10.000 saja sudah bisa mainkan permainan Sabung Ayam
ReplyDeletehttp://agensabungayam.logdown.com/post/7916589-tanaman-yang-sehat-dan-disukai-ayam-jago-aduan
Produk Kami Judi Sabung Ayam Online S128, SV388.
https://www.sateayam.pro/
https://m1.hj128.pw
Daftar Sabung Ayam sv388
Daftar Sabung Ayam Online S128
Agen Sabung Ayam Online Bolavita Banyak Bonus dan Promo Mari Bergabung :
Promo Sabung Ayam Terbaru 8x Win Beruntun.
Bolavita Bisa Deposit Via OVO & GO-Pay.
Sabung Ayam Deposit Via Pulsa XL & TSEL 25rb.
Promo Promo BOLAVITA
Telegram : +62812-2222-995
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita
Jika anda butuh nomor togel 2D 3D 4D di jamin tembus 100% silahkan tlp Aki Danis Wara di nmr hp beliau 085-322-061-788 terimah kasih
ReplyDeleteKami menjual jumbo bag untuk kemasan bahan material, seperti cairan, biji-bijian, pasir, atau bahan padat yang dikemas menggunakan jumbo bag meminimalisir untuk pengepakan transportasi kontainer dan memudahkan untuk menata bahan baku agar tidak memakan tempat, dengan kualitas yang baik kami sudah di percaya dengan beberapa pabrik di Indonesia sprti PT.humme, Pabrik peleburan besi, pabrik sawit Kalimantan Pontianak, dan biji plastik, dan PT Bogasari,
ReplyDeleteTersedia dalam kondisi bekas maupun baru
Bisa kirim sampai ke luar pulau
Mulai dari ukuran 500kg, 1000kg 2000kg
- 80x80 , 90x90, 90x120-180
Selain jumbo bag, kami menjual barang untuk membantu packaging industry seperti pallet plastik dan kayu, drum, kempu, ember dan plastik
Salam sejahtera
CV Arya putra mandiri
Owner : Fikri Efridho
Wa/tlp 082127205845
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
ReplyDeleteTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium
dapatkan bonus kemenangan ratusan juta rupiah setiap hari dari KRISTALQQ
ReplyDelete