Sebelum
kita belajar pembuatan gula mari kita menganal tentang gula. Gula
adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam
bentuk kristal sukrosa padat dan digunakan untuk memberi rasa manis pada
makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi
dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang
akan digunakan oleh sel. Pada awalnya gula tebu dikenal oleh orang-orang
Polinesia, kemudian menyebar ke India. Pada tahun 510 Sebelum Masehi,
ketika menguasai India, Raja Darius dari Persia menemukan ”batang
rerumputan yang menghasilkan madu tanpa lebah”. Seperti halnya pada
berbagai penemuan manusia lainnya, keberadaan tebu sangat dirahasiakan
dan dijaga ketat, sedangkan produk olahannya diekspor dan untuk
menghasilkan keuntu-ngan yang sangat besar.
Rahasia tanaman tebu akhirnya terbongkar setelah terjadi ekspansi besar-besaran oleh orang-orang Arab pada abad ketujuh sebelum sesudah masehi. Ketika mereka menguasai Persia pada tahun 642 mereka menemukan tanaman tebu yang sedang tumbuh dan kemudian mempelajari cara pembuatan gula. Selama ekspansi berlanjut mereka mendirikan pengolahan-pe-ngolahan gula di berbagai daratan lain yang mereka kuasai, termasuk di Afrika Utara dan Spanyol.
Rahasia tanaman tebu akhirnya terbongkar setelah terjadi ekspansi besar-besaran oleh orang-orang Arab pada abad ketujuh sebelum sesudah masehi. Ketika mereka menguasai Persia pada tahun 642 mereka menemukan tanaman tebu yang sedang tumbuh dan kemudian mempelajari cara pembuatan gula. Selama ekspansi berlanjut mereka mendirikan pengolahan-pe-ngolahan gula di berbagai daratan lain yang mereka kuasai, termasuk di Afrika Utara dan Spanyol.
Lembaga yang menaungi tentang gula adalah ICUMSA (International Commision For Uniform Methods Of Sugar Analysis). ICUMSA
merupakan lembaga yang di bentuk untuk menyusun metode analisis
kualitas gula dengan anggota lebih dari 30 negara. Mengenai warna gula
ICUMSA telah membuat rating atau grade kualitas warna gula. Sistem
rating berdasarkan warna gula yang menunjukkan kemurnian dan banyaknya
kotoran yang terdapat dalam gula tersebut.Metode pengujian dengan
standard ICUMSA menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 420mm dan 560mm.
ICUMSA membagi gula kedalam beberapa macam berdasarkan warnanya yaitu :
a. Gula Rafinasi (Refined Sugar)
ICUMSA 45
Gula
dengan kualitas paling bagus karena melalui proses pemurnian bertahap.
Warna putih cerah. Di Indonesia gula rafinasi di peruntukkan bagi
industry makanan dan minuman karena membutuhkan kadar kotoran yang
sangat sedikit dan transparan.
b. Gula Ekstra Spesial (Extra Special Crystall Sugar)
ICUMSA 100-150
Gula yang termasuk food grade digunakan untuk bahan makanan seperti kue, campuran minuman atau di konsumsi langsung.
c. Gula Kristal Putih
ICUMSA 200-300
Gula
yang dapat di konsumsi langsung sebagai tambahan bahan makanan dan
minuman. Berdasarkan standard SNI gula yang boleh di konsumsi langsung
adalah gula dengan warna ICUMSA 300. Pada umumnya gula sulfitasi dapat
memproduksi gula dengan warna ICUMSA <300.
d. Gula Kristal Merah (Brown Sugar)
ICUMSA 600-800
Di
Luar negeri gula ini dapat di konsumsi langsung sebagai bahan tambahan
untuk bubur, akan tetapi juga perlu di perhatikan mengenai
kehigienitasnya yaitu kandungan bakteri dan kontaminasi.
e. Gula Kristal Mentah (Raw Sugar)
ICUMSA 1600-2000
Raw
Sugar di gunakan sebagai bahan baku untuk gula rafinasi dan juga
beberapa proses lain seperti MSG biasanya menggunakan gula ini.
f. Gula Mentah (Very Raw Sugar)
ICUMSA 4600 Max
Khusus di gunakan untuk bahan baku gula rafinasi dan di larang di konsumsi
(Sumber : www.risvank.com )
Sekarang
kita mulai masuk pada bagian pembuatan gula ranfinasi. Gula rafinasi
ini adalah gula hasil olahan lebih lanjut dari raw sugar atau gula
kristal mentah. Dalam pembuatan gula rafinasi ini dibagi menjadi
beberapa tahap,yaitu :
gula |
1. Afinasi
2. Karbonatasi
3. Dekolorisasi
4. Kristalisasi
5. Pengeringan
6. Pengemasan
Tahap
pertama dimulai dari afinasi. Afinasi itu sendiri adalah proses
pemurnian gula yang masih kasar,dimana gula kristal GMK(raw sugar)
dicuci dahulu untuk mengurangi lapisan molases yang melapisi kristal
sehingga warna kristal lebih ringan atau warna ICUMSA lebih kecil.
Pencucian ini dilakukan dalam mesin sentrifugasi yaitu setelah GKM dicampur dengan sirup menjadi magma. Cairan yang dihasilkan dari pelarutan kristal yang telah dicuci mengandung berbagai zat warna, partikel-partikel halus, gum, resin dan substansi bukan gula lainnya. Bahan-bahan ini semua dikeluarkan dari proses.
Tahap selanjutnya adalah proses klarifikasi. Pengoperasian unit ini bertujuan untuk membuang semaksimal mungkin pengotor non sugar yang ada dalam leburan(melt liquor). Ada dua pilihan teknologi yaitu fosflotasi dan karbonatasi. Pada proses fosflotasi
ini digunakan asam fosfat dan kalsium hidroksida yang akan membentuk
gumpalan (primer) kalsium fosfat, reaksi ini berlangsung di reaktor. Karbonatasi dapat diperoleh dengan menambahkan kapur/lime ke dalam cairan dan mengalirkan gelembung gas karbondioksida ke dalam campuran tersebut.
Tahap selanjutnya adalah Dekolorisasi atau penghilangan warna. Untuk menghilangkan zat warna dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dengan granula karbon aktif. Selain itu digunakan juga bone char. Bone char
dapat digunakan selama 4-5 hari kemudian di regenerasi kembali.
Meskipun kemampuan mereduksi zat warna tidak sebaik karbon aktif namun
mampu mereduksi kotoran zat anorganik. Bisa juga untuk menghilangkan warna ini digunakan resin penukar ion(ion- exchange resin).
Bahan ini mudah diregenerasi dan dalam penggunaannya mempunyai
kapasitas lebih besar dibandingakan dengan karbon aktif maupun bone char. Selain itu penggunaan air juga lebih efisien. Ada
dua jenis resin yang digunakan dalam rafinasi yaitu resin anion yang
berfungsi mereduksi warna dan resin kation untuk menghilangkan senyawaan
anorganik.
Selanjutnya adalah tahap kristalisasi. Dimana bahan utama kristalisasi adalah liquor yang sudah melewati tahap dekolorisasi. Liquor tersebut kemurniannya tinggi sehingga teknik kristalisasinya (evapocrystalisation) dilakukan di bejana vakum (65 cm Hg) dengan penguapan liquor pada suhu sekitar 70-80 0C
sampai mencapai supersaturasi tertentu. Pada kondisi tersebut
dimasukkan bibit kristal secara hati-hati sehingga inti kristal akan
tumbuh mencapai ukuran yang dikehendaki tanpa menumbuhkan kristal baru.
Pemisahan kristal dilakukan dengan cara memutar masakan dalam mesin
sentrifugal menghasilkan kristal (gula A) dan sirup A. Sehingga secara berjenjang menghasilkan gula A yang masuk dalam katagori gula rafinasi.
Proses terakhir adalah proses pengeringan gula produk. Sejumlah air diuapkan di dalam panci sampai pada keadaan yang tepat untuk tumbuhnya kristal gula. Ketika
kristal sudah tumbuh campuran dari kristal-kristal dan cairan induk
yang dihasilkan diputar dalam sentrifugasi untuk memisahkan keduanya.
Setelah gula kering,gula langsung di distribusikan kebagian
penmgemasan. Disan gula di kemas kedalam ukuran 50kg dalam satu karung.
Begitulah
proses pembuatan gula rafinasi. Pada umumnya gula rafinasi ini kurang
manis di banding gula yang kita konsumsi sehari hari. Oleh sebab itu
banyak ibu rumah tangga kurang maminati gula ini. Gula rafinasi ini
banyak digunakan pada industri makanan dan minuman sebagai pemberirasa
manis,sebab kehigienisan gula ini yang menjadi prioritas utamanya.
numpang promo ya gan
ReplyDeletekami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*