I. SEJARAH
Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah
sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada
peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari China bagian utara menunjukkan
bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa
Neolitik.
Campuran dari (Bio)etanol yang mendekati kemrunian
untuk pertama kali ditemukan oleh Kimiawan Muslim yang mengembangkan proses
distilasi pada masa Kalifah Abbasid dengan peneliti yang terkenal waktu itu
adalah Jabir ibn Hayyan (Geber), Al-Kindi (Alkindus) dan al-Razi (Rhazes).
Catatan yang disusun oleh Jabir ibn Hayyan (721-815) menyebutkan bahwa uap dari
wine yang mendidih mudah terbakar. Al-Kindi (801-873) dengan tegas menjelaskan
tentang proses distilasi wine. Sedangkan (Bio)etanol absolut didapatkan pada
tahun 1796 oleh Johann Tobias Lowitz, dengan menggunakan distilasi saringan
arang.Antoine Lavoisier menggambarkan bahwa (Bio)etanol adalah senyawa yang
terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Nicolas-Théodore
de Saussure dapat menentukan rumus kimia etanol. Limapuluh tahun kemudian
(1858), Archibald Scott Couper menerbitkan rumus bangun etanol. Dengan demikian
etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus
bangunnya. Etanol pertama kali dibuat secara sintetis pada tahu 1829 di Inggris
oleh Henry Hennel dan S.G.Serullas di Perancis. Michael Faraday membuat etanol
dengan menggunakan hidrasi katalis asam pada etilen pada tahun 1982 yang digunakan
pada proses produksi etanol sintetis hingga saat ini.
Pada tahun 1840 etanol menjadi bahan bakar lampu di
Amerika Serikat, pada tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil quadrycycle dan
sejak tahun 1908 mobil Ford model T telah dapat menggunakan (bio)etanol sebagai
bahan bakarnya. Namun pada tahun 1920an bahan bakar dari petroleum yang
harganya lebih murah telah menjadi dominan menyebabkan etanol kurang
mendapatkan perhatian. Akhir-akhir ini, dengan meningkatnya harga minyak bumi,
bioetanol kembali mendapatkan perhatian dan telah menjadi alternatif energi
yang terus dikembangkan.
II. DEFINISI
Etanol, disebut juga etil
alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah
sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan
alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini
merupakan obat
psikoaktif dan
dapat ditemukan pada minuman
beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu
obat rekreasi yang paling tua.
Etanol termasuk ke dalam alkohol
rantai tunggal, dengan rumus
kimia C2H5OH
dan rumus
empiris C2H6O. Ia merupakan isomer
konstitusional dari dimetil
eter. Etanol
sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari
gugus etil (C2H5).
Etanol banyak digunakan sebagai
pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan
manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan
obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai
stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah
lama digunakan sebagai bahan bakar.
Ethanol merupakan
senyawa yang tidak terdapat secara bebas di alam. Zat ini adalah golongan
alkohol biasa atau alkohol primer yang dibuat dari glukosa atau jenis gula yang
lain dengan jalan peragian.
Penggunaan alkohol antara lain :
Sebagai minuman
Sebagai bahan kimia dan pelarut
Sebagai bahan bakar motor
Digunakan dalam bidang farmasi
Alkohol sebagai minuman keras dibagi menjadi 2
jenis, yaitu:
Minuman yang tidak disuling, yaitu
minuman yang hanya mengandung alkohol paling banyak 12%, contoh bir dan anggur.
Minuman yang disuling, yaitu minuman
yang mengandung alkohol kurang lebih 55%, contoh Whisky, arak, cognac
Agar alkohol yang digunakan sebagai bahan bakar dan
keperluan farmasi serta industri tidak diminum, maka ethanol dibuat tidak
terminum dengan cara diberi methanol dan zat pewarna(denaturasi alkohol),
misalnya alkohol yang dipakai sebagai spirtus bakar.
III.
KARAKTERISTIK
BAHAN DAN PRODUK
Sifat-sifat:
§ Ethanol
merupakan zat cair jernih dan dapat tercampur dengan air dalam semua
perbandingan (bersifat missible)
§ Dapat
melarutkan senyawa organik
Bahan baku untuk
memproduksi ethanol dengan cara fermentasi dapat di produksi dari 3 macam
karbohidrat, yaitu:
Bahan-bahan yang mengandung gula atau
disebut juga sustansi sakharin, rasanya manis seperti misalnya gula tebu, gula
bit, molase (tetes), macam-macam sari buah-buahan dan lain-lain.
Bahan yang mengandung pati, misalnya:
padi-padian, jagung, gandum, kentang sorgum, malt, barley, ubi kayu dan
lain-lain.
Bahan-baha yang mengandung selulosa,
misalnya: kayu, cairan buangan pabrik pulp dan kertas (waste sulfite liquor)
Gas-gas hidrokarbon
Sumber bahan-bahan ini pada
negara-negara penghasil alkohol berbeda-beda tergantung pada banyaknya bahan
bahan yang dapat diperoleh pada negara-negara itu, misalnya:
Jerman : bahan dasar kentang
Perancis : bahan dasar gula bit
Swedia : bahan dasar sulfat pulp
Indonesia : bahan dasar molase
IV.
BAHAN
BAKU
1. Substansi
Sakharin
Pada
umumnya sebagai media untuk produksi alkohol secara komersial pada industri
fermentasi alkohol. Di Indonesia dipakai tetes (molase) yang bisadidapatkan
setelah sakharosanya dikristalisasi dan disentrifuse dari sisi gula tebu.
Proses
penguapan dan pengkristslsn ini biasanya dilakukan tiga kali sampai tetestidak
lagi ekonomis untuk diperoleh. Sisa tetes/cairan ini disebut sebagai “black strap mollase” yang merupakan
campuran kompleks yang mengandung sakharosa, gula invert, garam-garam dan
bahan-bahan non gula. Disamping sakharosa, glukosa dan fruktosa yang dapat
difermentasi, molase juga mengandung substansi-substansi pereduksi yang tidak
dapat di fermentasi.
Bahan-bahan
ini antara lain karamel yag terjadi karena pemanasan gula, melanoidin yang
mengandung nitrogen dan terdapat pula hidroksi metil furfural, asam formiat dan
lain-lain. Bahan yang tidak dapat difermentasi ini bisa mencapai 17% dalam black strap mollase, dan sebesar 5%
dalam high test mollase.
Tetes
(molase) bersifat asam, mempunyai pH 5,5-6,5 yang disebabkan oleh adanya
asam-asam organik yang bebas.
Kualitas
molase yang dihasilkan dari suatu industri gula dipengaruhi oleh cara
pembersihan niranya. Bila kurang sempurna, maka kotoran banyak terdapat dalam
molase. Warna molase pada umumnya berwarna coklat kemerahan. Hal ini disebabkan
antara lain pigmen melanoidin, dekorasi thermal dan kimiawi dari
komponen-komponen selain gula.
2. Mikroba
Frementasi
Dalam
proses fermentasi alkohol digunakan ragi. Ragi ini dapat merubah glukosa
menjadi alkohol dan gas CO2. Ragi merupakan mikroorganisme bersel
satu, tidak berklorofil dan termasuk golongan Eumycetes. Dari golongan ini dikenal beberapa jenis, antara lain Saccharomyces anamensis, Schizosacharomyces
pompe dan Saccharomyces cerevisiae.
Masing-masing mempunyai kemampuan memproduksi alkohol yang berbeda.
Syarat-syarat
yang diperlukan dalam memilih ragi untuk fermentasi adalah :
·
Cepat berkembang biak
·
Tahap terhadap alkohol tinggi
·
Tahan terhadap suhu tinggi
·
Mempunyai sifat yang stabil
·
Cepat mengadakan adaptasi terhadap media
yang difermentasi
Untuk
memperoleh jenis ragi yang mempunyai sifat-sifat seperti diatas, harus
dilakukan percobaan-percobaan dalam laboratorium dengan teliti. Pada umumnya
ragi yang dipakai untuk membuat alkohol adalah jenis Saccharomyces cerevisiae, yang mempunyai pertumbuhan sempurna pada
suhu ± 30oC dan pH 4,8.
Ragi
menurut kegiatan selama fermentasi terbagi atas dua bagian, yaitu :
Top Yeast (Ragi Atas)
Ragi
yang aktif pada permukaan atas media, yang menghasilkan etanol dan CO2
dengan segera. Jenis ini biasanya dijumpai pada industri alkohol dan anggur.
Bottom Yeast (Ragi Bawah)
Ragi
yang aktif pada bagian bawah. Biasanya industri penghasil bir yang menggunakan
ragi bawah ini yang menghasilkan etanol sedikit dan membutuhkan waktu yang lama
untuk kesempurnaan fermentasi. Dalam kondisi yang normal, ragi atas cenderung
untuk berflokulasi dan memisahkan diri dari larutan, ketika fermentasi berjalan
sudah sempurna. Strain ragi yang bervariasi itu berbeda dalam kemampuan
berflokulasi.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kehidupan ragi :
Nutrisi
Dalam kegiatannya ragi memerlukan
penambahan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan, misalnya :
Unsur C :
ada pada karbohidrat
Unsur N : untuk penambahan pupuk yang
mengandung nitrogen. ZA, urea, amonia, pepton dan sebagainya.
Unsur P : untuk penmbahan pupuk phosfat
dari NPK, TSP, DSP.
Mineral-mineral
Vitamin-vitamin
Keasaman (pH)
Untuk fermentasi alkohol, ragi
memerlukan media suasana asam, yaitu antara pH 4,8-5,0. Pengaturan pH dilakukan
dengan penambahan asam sulfat jika substratnya alkalis atau natrium bikarbonat
jika substratnya asam.
Temperatur
Temperatur optimum untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan adalah 28-30oC.
Pada waktu fermentasi terjadi kenaikan panas
karena reaksinya eksoterm. Untuk mencegah agar suhu fermentasi tidak naik,
perlu pendinginan supaya dipertahankan tetap 28-30oC.
Udara
Fermentasi alkohol berlangsung secara anaerobik
(tanpa udara), namun demikian udara diperlukan pada proses pembibitan sebelum
fermentasi, untuk pengembangbiakan ragi sel.
V. PROSES PRODUKSI ETANOL
Pada dasarnya ada 2 macam cara pembuatan etanol, yaitu:
·
Secara sintesis
·
Secara fermentasi
Secara
sintesis, dilakukan dengan menggunakan reaksi elementer ( hidrasi katalitik etana),
untuk mengubah bahan baku menjadi etanol. Adapun secara fermentasi, dilakukan
dengan bantuan aktifitas mikroorganisme.
Dalam
makalah ini, pembahasan akan lebih dititikberatkan pada proses produksi etanol
dengan cara fermentasi.
Fermentasi bioetanol
Proses
fermentasi etanol dapat dilakukan dengan menggunakan baha-bahan tertentu.
Misalnya saja bahan yang mengandung gula seperti tetes ( molase), dan juga
bahan- bahan yang mengandung pati seperti padi, jagung, ubi kayu, gandung dan
lain-lain. Proses fermentasi dengan bahan yang berbeda tentu akan membutuhkan
proses yang agak berbeda pula. Berikut adalah penjelasan mengenai proses
produksi etanol dengan bahan molase dan bahan yang mengandung pati.
Proses
produksi bioetanol dari tetes (molase)
1. Pengolahan Tetes
Pengolahan tetes merupakan hal yang
penting dalam pembuatan alcohol.Pengolahan ini dimaksudkan untuk mendapatkan
kondisi yangoptimumkan untuk pertumbuhan ragi dan untuk selanjutnya.
Yang perlu disesuaikan dalam pengolahan ini adalah pH, konsentrasi gula
dan pemakaian nutrisi.Tetes yan dihadapkan dari pabrik gula biasanya masih
terlalu paket (850 Brix),oleh karena itu perlu diadakan pengenceran
lebih dahulu untuk mendapatkankadar gula yang optimum (120 Brix
untuk pembibitan dan 240 Brix padafermentasi).Pengaturan pH diatur
dengan penambahan asam H2SO4 hingga dicapai pH 4 –
5.Meskipun tetes cukup mengandung zat sumber nitrogen namun sepertiammonium
sulfat atau ammonium fosfat
2. Tahap Penimbangan Tetes
Pada penimbangan tetes ini dipakai jenis
timbangan cepat dengan kapasitas timbang tertentu, dilengkapi dengan alat
pembuka dan penutup berupa katup buangan yang dioperasikan secara manual. Dan
juga panel on-off pompa tetes yang yang diatur secara otomatis. Cara kerjanya
dengan menimbang tetes yang dipompa dari gudang penyimpan tetes untuk setiap
harinya.
3. Tahap Pencampuran Tetes.
Tahap
pencampuran tetes ini menggunakan tangki pencampur tetes dengan kapasitas
tertentu yang dilengkapi pancaran uap air panas (steam), yang berfungsi sebagai
pengaduk dan pemanas tetes. Cara kerjanya yaitu pertamatama air panas bersuhu
70o C dimasukkan ke dalam tangki pencampur tetes (mixing tank), kemudian
disusul dengan tetes yang telah ditimbang. Setelah itu disirkulasi dengan
menggunakan pompa hingga tetes dan air tercampur dengan baik. Pencampuran
dianggap selesai dengan indikasi kepekatan mencapai 90o brix dan dipanskan
dengan uap air panas (steam) sampai suhunya mencapai 90o C. Tujuan diberikannya
air panas adalah untuk mempercepat proses pelarutan, sedangkan pemanasan dengan
uap air panas (steam) adalah untuk sterilisasi larutan tetes. Setelah semua
tercampur dengan baik ditambahkan asam sulfat (H2SO4) teknis dengan kepekatan
96,5 % sampai pH mencapai 4,5 - 5. Pemberian asam sulfat (H2SO4) ini bertujuan
untuk mengendapkan garamgaram mineral di dalam tetes dan untuk memecah
di-sakarida (sukrosa) didalam tetes menjadi monosakarida berupa senyawa
d-glukosa dan d-fruktosa.
4. Tahap
pengendapan
Pada tahap pengendapan ini menggunakan
tangki yang dilengkapi dengan pipa decanter. Pada tahap ini larutan tetes
dengan kepekatan 40o brix dari tangki pencampur ditampung dalam tangki ini dan
diendapkan selama 5 jam untuk mengendapkan kotoran-kotoran tetes (sludge),
terutama endapan garam. Pengendapan ini bertujuan untuk mengurangi kerak yang terjadi
pada mash column (kolom destilasi pertama). Setelah 5 jam, cairan tetes dipompa
menuju tangki fermentor melalui decanter dan heat exchanger (HE). Heat
exchanger ini berfungsi untuk menurunkan suhu sampai 30oC sebagai
syarat operasi fermentasi. Sedangkan cairan sisa yang berupa endapan
kotoran-kotoran dan sebagian cairan tetes dipompa ke tangki pencuci endapan
kotoran tetes (tangki sludge).
5.
Tahap Separator
Tangki Pencuci Endapan Kotoran Tetes.
Sisa cairan tetes
sebanyak ± 5% volume dari tangki pengendap tetes yang berupa endapan
kotoran-kotoran dipompa keluar dari tangki pengendap melalui pipa decanter
untuk ditampung di tangki sludge hingga mencapai volume tertentu. Kemudian
cairan tetes diendapkan hingga waktu tertentu untuk selanjutnya dipompa kembali
ke tangki mixing. Tujuan pencucian kotoran tetes ini adalah untuk efisiensi
bahan baku berupa tetes agar bahan baku dapat dipakai semaksimal mungkin tanpa
harus membuang sebagian yang tersisa.
6.
Tahap Fermentasi
Proses fermentasi ini
dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap pembiakan ragi dan fermentasi.
Tahap
pembiakan ragi
Tahap ini menggunakan
tangki prefermentor yang dilengkapi pipa aliran udara dan pipa aliran air
pendingin pada bagian luar dinding tangki. Tahap ini bertujuan untuk mengembangbiakkan
ragi jenis saccharomyces cereviseae dengan menggunakan media
tetes. Untuk pembuatan larutan ragi, mula-mula diawali dengan cara memasukkan
air proses bersuhu 15o C dan tetes 40o brix dari tangki pengendap tetes ke dalam
tangki seeding dan mencampurnya hingga mencapai kekentalan sekitar 12 - 13o
brix yang disertai aliran udara dari blower dengan fungsi ganda yaitu untuk
mempercepat tercampurnya tetes dengan air dan juga untuk konsumsi kebutuhan oksigen
bagi ragi saccharomyces cereviseae yang berlangsung pada suasana aerob.
Selain itu juga menjaga suhu tangki konstan pada 30o C dengan mengalirkan air
pada dinding luar tangki. Jika tidak dijaga, maka ragi sedang dikembangbiakkan
akan terganggu kelangsungan hidupnya dan kemudian akan mati. Kemudian memasukkan
ragi roti (gist) yang telah dilarutkan dengan air secukupnya. Untuk nutrisinya,
dimasukkan urea, diammonium phospat, dan ammonia. PHP juga ditambahkan ke
dalam larutan ini
dengan tujuan untuk mempertahankan pH agar tetap konstan yaitu 4.5 – 5. Dari
hasil campuran ini didapatkan biakan ragi. Pada Tangki pre-fermentor terdapat
beberapa
reaksi yaitu: reaksi
hidrolisa, reaksi penguraian urea serta reaksi pertumbuhan yeast. Asumsi pada
reaksi hidrolisa adalah konversi yang terjadi 95%. Persamaan reaksi hidrolisa
sebagai berikut: C12H22O11 +H2O 2C6H12O6
Persamaan reaksi pada
95% konversi proses penguraian urea adalah:
(NH2)2CO + H2O 2NH3 + H2O
Persamaan reaksi untuk
pertumbuhan yeast adalah:
C6H12O6 + 3.198O2 +
0.316NH3 1.929CH1.703N0.171O0.459
+4.098CO2+ 4.813H2O (∆Hr 298 = -855.7055
kcal/kg)
(Atkinson, hal 132)
Tahap
ferementasi
Tahap ini menggunakan
tangki fermentor dengan dilengkapi pipa aliran udara dan pipa aliran
air pendingin yang
berasal dari air sungai untuk menjaga suhu fermentasi pada 30-32o C. Fermentasi
ini bertujuan untuk mendapatkan alcohol dengan kadar 8,5 – 9 % atau lebih. Pertama-tama
dimulai dengan sterilisasi tangki fermentor yamg masih kosong dengan uap
air panas (steam)
sampai suhu 121o C lalu membiarkan suhu di dalam tangki turun sampai 30o C.
Setelah itu memasukkan air proses dengan suhu 30o C, larutan tetes 40o brix,
proses fermentasi ini berjalan secara aerob. Selanjutnya biakan ragi yang telah
dibiakkan pada tangki pre-fermentor dipompa masuk ke tangki fermentor. Setelah
itu, tetes 40o brix dipompa masuk ke tangki dan proses berlangsung selama 36
jam. Untuk pH larutan ini dijaga sekitar 4,5 - 5. Kemudian memasukkan ragi roti
yang telah dilarutkan dengan air secukupnya dan yeast cream. Untuk nutrisinya,
dimasukkan urea, ammonium, dan diammonium phospat. Sedangkan turkey red oil
ditambahkan sebagai anti foam untuk mencegah pembentukan foam selama proses
terjadi. Hal ini dilakukan selama 15 menit setelah persiapan media pada tangki
fermentor selesai. Kemudian dimasukkan ke dalam 2 tangki fermentor pada waktu
yang disesuaikan dengan jam awal fermentasi. Tahap fermentasi ini berlangsung
selama 24 jam hingga kadar alkohol mencapai 8,5 - 9% dan kekentalan 6,5 - 7o
brix. Setelah kadar alkohol sebesar 8,5 - 9% terpenuhi, larutan hasil
fermentasi dipompa menuju separator untuk dipisahkan antara hasil fermentasi
(cairan mash) dengan ragi (yeast cream). Separator ini menggunakan alat rotary
vacuum filter yang merupakan alat dengan prinsip vacuum sehingga
ragi (yeast cream) dan
cairan hasil fermentasi (cairan mash) yang memilliki perbedaan massa jenis
dapat dipisahkan. Ragi yang didapatkan masih dalam konsentrasi yang tinggi.
Dari hasil fermentasi tidak semuanya dipisahkan raginya, hanya sekitar 80-90%
saja. Sisanya 10-20% tidak diambil raginya karena mengandung kotorankotoran
sisa berupa endapan garam mineral. Hasil fermentasi yang telah dipisahkan ini
langsung masuk ke tangki mash (mash tank). Dan selanjutnya didestilasi hingga
menjadi alkohol prima (fine alkohol) dengan kadar mencapai 96,5%. Pada tahap
fermentasi ini terjadi reaksi hidrolisa, dimana sukrosa diubah menjadi glukosa.
Persamaan reaksi hidrolisa yaitu:
C12H22O11 +H2O 2C6H12O6
Sedangkan reaksi utama
adalah reaksi fermentasi, dimana glukosa diubah menjadi etanol dan air. Persamaan
reaksinya adalah:
C6H12O6 2 C2H5OH + 2CO2
Pada main fermenter
selain terbentuk etanol, juga akan terbentuk produk samping. Hasil samping dalam
persen berat (%gula) adalah sebagai berikut:
Asam asetat = 0,65%
Fusel Oil = 0,85%
Asetaldehid = 0,05%
(Prescot hal 128)
Reaksi samping yang
terjadi pada main fermenter yaitu:
C6H12O6 C3H8O3 + CH3CHO + 2 CO2
C6H12O6 + H2O 2 C3H8O3 + CH3COOH + C2H5OH + 2CO2
(∆Hr 298 = -324.3860 kcal/kg)
Komponen pada fusel oil
meliputi:
Propanol = 12,5 %
Isobutyl alcohol = 15 %
Amyl alcohol = 30 %
Isoamyl alcohol = 32,5
%
Etanol = 10 %
(Paturau hal 241)
7.
Tahap Distilasi
Produk hasil fermentasi mengandung alkohol yang rendah, disebut bir
(beer)dan sebab itu perlu di naikkan konsentrasinya dengan jalan distilasi
bertingkat.Beer mengandung 8 – 10% alkohol.Maksud dan proses distilasi adalah
untuk memisahkan etanol dari campuranetanol air. Untuk larutan yang terdiri
dari komponen-komponen yang berbedanyata suhu didihnya, distilasi merupakan
cara yang paling mudah dioperasikandan juga merupakan cara pemisahan yang
secara thermal adalah efisien.Pada tekanan atmosfir, air mendidih pada 1000C
dan etanol mendidih padasekitar 770C. perbedaan dalam titik didih inilah yang
memungkinkan pemisahancampuran etanol air.Prinsip : Jika larutan campuran
etanol air dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul etanol menguap dari
pada air. Jika uap-uap ini didinginkan(dikondensasi), maka konsentrasi etanol
dalam cairan yang dikondensasikan ituakan lebih tinggi dari pada dalam larutan
aslinya. Jika kondensat ini dipanaskan lagi dan kemudian dikondensasikan, maka
konsentrasi etanol akan lebih tinggi lagi. Proses ini bisa diulangi terus,
sampai sebagian besar dari etanol dikonsentrasikan dalam suatu fasa. Namun hal
ini ada batasnya. Pada larutan 96% etanol, didapatkan suatu campuran dengan
titik didih yang sama(azeotrop). Pada keadaan ini, jika larutan 95-96% alkohol ini
dipanaskan, maka rasio molekul air dan etanol dalam kondensat akan teap konstan
sama. Apabila kadar etanolnya sudah 95% dilakukan dehidrasi atau penghilangan
air. Untuk menghilangkan air bisa menggunakan kapur tohor atau zeolit sintetis.
Tambahkan kapur tohor pada etanol. Biarkan semalam. Setelah itu didistilasi lagi
hingga kadar airnya kurang lebih 99.5%.
Fermentasi etanol dari bahan yang mengandung pati
Proses produksi etanol dari hasil pertanian yang mengandung
pati ( seperti jagung, gandum, dan lain-lain) hampir sama dengan proses
produksi etanol dengan bahan dasar molase. Namun, dalam proses fermentasi kali
ini, pada tahap awal akan dibutuhkan proses tambahan yang tidak dilakukan pada
fermentasi molase. Tahap tahap nya adalah sebagai berikut:
1.
Proses
Gelatinasi
Dalam proses gelatinasi, bahan baku ubi kayu, ubi jalar,
atau jagung dihancurkan dandicampur air sehingga menjadi
bubur, yang diperkirakan mengandung pati 27-30 persen.Kemudian bubur pati
tersebut dimasak atau dipanaskan selama 2 jam sehingga berbentuk gel.
Proses gelatinasi tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:Bubur pati
dipanaskan sampai 130oC selama 30 menit, kemudian didinginkan
sampaimencapai temperatur 95oC yang diperkirakan memerlukan waktu
sekitar ¼ jam. Temperatur 95oC tersebut dipertahankan selama sekitar
11/4 jam, sehingga total waktu yang dibutuhkan mencapai 2 jam. Bubur pati
ditambah enzyme termamyl dipanaskan langsung sampai mencapai temperatur 130oC
selama 2 jam. Gelatinasi cara pertama, yaitu cara pemanasan bertahap mempunyai
keuntungan , yaitu pada suhu 950C aktifitas termamyl merupakan yang
paling tertinggi, sehingga mengakibatkan yeast atau ragi cepat aktif. Pemanasan
dengan suhu tinggi (1300C) pada cara pertama ini dimaksudkan untuk
memecah granula pati, sehingga lebih mudah terjadi kontak dengan air enzyme.
Perlakuan pada suhu tinggi tersebut juga dapat berfungsi untuk sterilisasi
bahan, sehingga bahan tersebut tidak mudah terkontaminasi. Gelatinasi cara
kedua, yaitu cara pemanasan langsung (gelatinasi dengan enzymetermamyl) pada
temperature 130oC menghasilkan hasil yang kurang baik, karenamengurangi
aktifitas yeast. Hal tersebut disebabkan gelatinasi dengan enzyme pada suhu130oC akan terbentuk tri-phenyl-furane yang
mempunyai sifat racun terhadap yeast.Gelatinasi pada suhu tinggi
tersebut juga akan berpengaruh terhadap penurunan aktifitastermamyl, karena
aktifitas termamyl akan semakin menurun setelah melewati suhu 95oC(Wasito,
1981).
2. Proses
Saccharifikasi
Tahap
sakarifikasi merupakan tahap pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhanayang
dilakukan pada sebuah tabung pada rangkaian peralatan untuk produksi
bioethanol.Saccharifikasi melibatkan proses sebagai berikut:
•
Pendinginan bubur sampai suhu optimum enzim sakarifikasi bekerja
•
Pengaturan pH optimum enzim• Penambahan enzim (glukoamilase) secara tepat
•Mempertahankan
pH dan temperature pada rentang 50 sd 600C, sampai proses saccharifikasi selesai (Dilakukan dengan
pengetesan gula sederhana yang dihasilkan).
3. Fermentasi
Proses fermentasi akan berjalan beberapa jam setelah semua bahan
dimasukkan ke dalam fermentor. Kalau anda menggunakan fermentor yang tembus
padang (dari kaca misalnya), maka akan tampak gelembung-gelembung udara
kecil-kecil dari dalam fermentor. Gelembung-gelembung udara ini adalah gas CO2
yang dihasilkan selama proses fermentasi. Kadang-kadang terdengar suara gemuruh
selama proses fermentasi ini. Selama proses fermentasi ini usahakan agar suhu
tidak melebihi 36oC dan pH nya dipertahankan 4.5 – 5. Proses fermentasi
berjalan kurang lebih selama 66 jam atau kira-kira 2.5 hari. Salah satu tanda
bahwa fermentasi sudah selesai adalah tidak terlihat lagi adanya
gelembung-gelembung udara. Kadar etanol di dalam cairan fermentasi kurang lebih
7% – 10 %.
4. Distilasi dan Dehidrasi
Setelah proses fermentasi selesai, masukkan cairan fermentasi ke
dalam evaporator atau boiler. Panaskan evaporator dan suhunya dipertahankan
antara 79 – 81oC. Pada suhu ini etanol sudah menguap, tetapi air tidak menguap.
Uap etanol dialirkan ke distilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran
distilator. Distilasi pertama, biasanya kadar etanol masih di bawah 95%.
Apabila kadar etanol masih di bawah 95%, distilasi perlu diulangi lagi (reflux)
hingga kadar etanolnya 95%. Apabila kadar etanolnya sudah 95% dilakukan
dehidrasi atau penghilangan air. Untuk menghilangkan air bisa menggunakan kapur
tohor atau zeolit sintetis. Tambahkan kapur tohor pada etanol. Biarkan semalam.
Setelah itu didistilasi lagi hingga kadar airnya kurang lebih 99.5%
Gambar peralatan.
sumber:
Fuel from Farms - A Guide to Small Scale Ethanol Production, Solar Energy Research
Institute (SERI), 1617 Cole Boulevard, Golden, CO 80401.
VI. Kegunaan bioetanol
Kegunaan
ethanol/bioethanol (alkohol) berdasarkan literatur adalah sebagai berikut:
Menurut Fessenden ( 1992) kegunaan ethanol adalah:
-
Digunakan dalam minuman keras.
-
Sebagai
pelarut dan reagensia
dalam
laboratorium dan industri.
-
Sebagai bahan bakar.
Etanol
mempunyai nilai kalor (Q) sebesar 12.800 Btu/lb. Sedangkan jika dicampur dengan
gasoline dimana presentase 10% etanol dan 90% gasoline akan menghasilkan produk dengan nama dagang Gashol
dihasilkan kalor (Q) sebesar 112.000 Btu/gallon.
Menurut
Austin ( 1984) kegunaan ethanol adalah:
-
Sebagai bahan industri kimia.
-
Sebagai bahan kecantikan dan kedokteran.
-
Sebagai pelarut dan untuk sintesis senyawa kimia lainnya.
-
Sebagai
bahan baku (raw material) untuk membuat ratusan senyawa kimia lain, seperti
asetaldehid, etil asetat, asam asetat, etilene dibromida, glycol, etil klorida,
dan semua etil ester.
Menurut
Uhlig (1998) kegunaan ethanol adalah :
-
Sebagai
pelarut dalam pembuatan cat dan bahan-bahan komestik.
-
Diperdayakan di dalam perdagangan domestik sebagai bahan
bakar.
VII.
LIMBAH DARI INDUSTRI BIOETANOL
Menurut
Hammer dan Bastian (1989), lahan basah adalah habitat peralihan antara lahan
darat dan air, jadi bukan merupakan habitat darat ataupun habitat air.
Ekosistem lahan basah memiliki kemampuan alamiah untuk menghilangkan berbagai
jenis limbah pada beberapa tingkat efisiensi (Nichols, 1983). Kemampuan ini
terutama disebabkan karena adanya vegetasi yang berperan sebagai pengolah
limbah. Seluruh perairan darat yang menjadi bagian dari lahan basah juga
berfungsi sebagai penyimpan dan penangkap karbon. Lebih fantastis lagi, lahan
basah juga merupakan penyangga dampak anomali cuaca dan iklim. Dengan demikian,
potensi lahan basah di wilayah Indonesia sebagai gudang karbon sangat besar.
Menanggapi peristiwa kematian ribuan ikan disepanjang 70 km dari Mojokerto hingga Kota Surabaya, peristiwa itu terjadi akibat pencemaran yang disebabkan luberan limbah PT Aneka Kimia Nusantara. PT Aneka Kimia Nusantara (AKN) Desa Wates Magersari Mojokerto, adalah industri penghasil etanol termasuk penyumbang terbesar pencemaran organik tinggi di Kali Surabaya. Dapat dibayangkan untuk memproduksi satu liter etanol dihasilkan limbah 15 liter dari molase yang berwarna coklat, tergolong sebagai buangan paling korosif, BOD (Bio Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang tinggi, pH 3.5, suhu yang tinggi hingga mencapai 100oC yang dapat mencemari air tanah. Molase adalah sisa tetes dari tetes tebu yang telah diproses untuk menghasilkan gula pasir. Molase mengandung sekitar 45% sukrosa yang dapat difermentasikan menjadi alkohol. 1 kg sukrosa secara teoritis akan menghasilkan 0.644 liter alkohol absolut (anhidrida) yang hampir 100% murni. Secara matematis dengan 88% efisiensi fermentasi dan 98% distilasi akan dihasilkan 0.555 liter alkohol. BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh bakteri pengurai untuk menguraikan bahan pencemar organik dalam air. Nilai baku mutu BOD untuk air minum harus sama atau kurang dari 2 mg/l. COD(Chemimal Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan pencemar organik dalam air dengan menggunakan oksidator kimia. Nilai baku mutu COD untuk air minum harus sama atau kurang dari 10 mg/lDi. Limbah PT Aneka Kimia Nusantara saat masuk keperairan Kali Surabaya awalnya dapat berperan sebagai bahan makanan yang diuraikan oleh mikroba, namun penguraian bahan organik ini membutuhkan oksigen terlarut dalam air yang lebih besar daripada jumlah oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Sehingga menimbulkan dampak yang buruk bagi organisme perairan. Selain itu Limbah organik PT ANK menimbulkan empat perubahan yang mengganggu kestabilan ekosistem perairan tawar, yaitu : Pertama. Limbah organik yang mengandung padatan tersuspensi menghalangi penetrasi cahaya matahari ke dalam badan air sehingga menghambat proses fotosintesis. Kedua, endapan bahan organik yang mengendap akan mengubah tekstur substrat dan menimbulkan habitat yang tidak sesuai bagi biota endemik di perairan. Ketiga, terbentuknya amoniak yang memiliki toksisitas tinggi dan menimbulkan gangguan besar bagi organisme perairan serta berbau. Keempat, bahan pencemar organik terdiri dari senyawa protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat akan meningkatkan tingginya konsentrasi bakteri dan mikroorganisme patogen. E Coli adalah bakteri umum dijumpai di badan-badan air yang berasal dari tinja manusia atau hewan berdarah panas serta air yang telah terkontaminasi oleh limbah organik. Peningkatan ini akan membawa dampak patogenik dimana bakteri dan virus terdapat dalam jumlah yang cukup banyak dan membahayakan kesehatan. Beberapa jenis bakteri air menimbulkan penyakit kolera, demam tifoid, disentri basiler, dan gastroenteritis. Virus juga terdapat di air termasul virus penyebab poliomyelitis, hepatitis infektif. Hewan parasit dalam air antara lain cacing gelang Ascaris dan cacing pita pada sapi dan babi. Semua jenis organisme ini terdapat dalam tinja yang terdapat pada saluran pembuangan domestik dan peternakan. Disamping pengenceran oleh air, sedimentasi ke dasar perairan dan penguraian oleh matahari juga merupakan faktor penting dalam penguraian senyawa organik di perairan. Penguraian oleh mikroba akan mengurangi kandungan oksigen terlarut dalam air, sehingga kandungan oksigen yang ada tidak mampu mendukung kehidupan organisme perairan seperti ikan dan organisme lainnya. Untuk itulah ada upaya yang ditawarkan untuk mengatasi masalah ini yakni menggunakan tumbuhan timbul di perairan untuk pengolah limbah karena tumbuhan tersebut mengasimilasi senyawa organik dan anorganik dari limbah. Tumbuhan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan tajuk yang besar dapat menyimpan bermacam hara mineral. Pada media kerikil, pertumbuhan tanaman timbul dapat menurunkan konsentrasi hara mineral (Laksham, 1979; Finlayson dan Chick, 1983; Bowmer, 1987). Rizoma dan akar Phragmites australis Scirpus spp. berfungsi sebagai filtrasi dan pengendap senyawa hidrokarbon dan logam berat beracun. Tingkat konsentrasi logam berat dalam jaringan tanaman-tanaman tersebut adalah sebagai berikut: akar > rizoma > daun (Shutes et al., 1993). Tumbuhan mengapung seperti eceng gondok juga dapat menghilangkan hara dan logam berat dalam jumlah yang cukup signifikan (Reddy dan DeBusk, 1985).
Menanggapi peristiwa kematian ribuan ikan disepanjang 70 km dari Mojokerto hingga Kota Surabaya, peristiwa itu terjadi akibat pencemaran yang disebabkan luberan limbah PT Aneka Kimia Nusantara. PT Aneka Kimia Nusantara (AKN) Desa Wates Magersari Mojokerto, adalah industri penghasil etanol termasuk penyumbang terbesar pencemaran organik tinggi di Kali Surabaya. Dapat dibayangkan untuk memproduksi satu liter etanol dihasilkan limbah 15 liter dari molase yang berwarna coklat, tergolong sebagai buangan paling korosif, BOD (Bio Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang tinggi, pH 3.5, suhu yang tinggi hingga mencapai 100oC yang dapat mencemari air tanah. Molase adalah sisa tetes dari tetes tebu yang telah diproses untuk menghasilkan gula pasir. Molase mengandung sekitar 45% sukrosa yang dapat difermentasikan menjadi alkohol. 1 kg sukrosa secara teoritis akan menghasilkan 0.644 liter alkohol absolut (anhidrida) yang hampir 100% murni. Secara matematis dengan 88% efisiensi fermentasi dan 98% distilasi akan dihasilkan 0.555 liter alkohol. BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh bakteri pengurai untuk menguraikan bahan pencemar organik dalam air. Nilai baku mutu BOD untuk air minum harus sama atau kurang dari 2 mg/l. COD(Chemimal Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan pencemar organik dalam air dengan menggunakan oksidator kimia. Nilai baku mutu COD untuk air minum harus sama atau kurang dari 10 mg/lDi. Limbah PT Aneka Kimia Nusantara saat masuk keperairan Kali Surabaya awalnya dapat berperan sebagai bahan makanan yang diuraikan oleh mikroba, namun penguraian bahan organik ini membutuhkan oksigen terlarut dalam air yang lebih besar daripada jumlah oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Sehingga menimbulkan dampak yang buruk bagi organisme perairan. Selain itu Limbah organik PT ANK menimbulkan empat perubahan yang mengganggu kestabilan ekosistem perairan tawar, yaitu : Pertama. Limbah organik yang mengandung padatan tersuspensi menghalangi penetrasi cahaya matahari ke dalam badan air sehingga menghambat proses fotosintesis. Kedua, endapan bahan organik yang mengendap akan mengubah tekstur substrat dan menimbulkan habitat yang tidak sesuai bagi biota endemik di perairan. Ketiga, terbentuknya amoniak yang memiliki toksisitas tinggi dan menimbulkan gangguan besar bagi organisme perairan serta berbau. Keempat, bahan pencemar organik terdiri dari senyawa protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat akan meningkatkan tingginya konsentrasi bakteri dan mikroorganisme patogen. E Coli adalah bakteri umum dijumpai di badan-badan air yang berasal dari tinja manusia atau hewan berdarah panas serta air yang telah terkontaminasi oleh limbah organik. Peningkatan ini akan membawa dampak patogenik dimana bakteri dan virus terdapat dalam jumlah yang cukup banyak dan membahayakan kesehatan. Beberapa jenis bakteri air menimbulkan penyakit kolera, demam tifoid, disentri basiler, dan gastroenteritis. Virus juga terdapat di air termasul virus penyebab poliomyelitis, hepatitis infektif. Hewan parasit dalam air antara lain cacing gelang Ascaris dan cacing pita pada sapi dan babi. Semua jenis organisme ini terdapat dalam tinja yang terdapat pada saluran pembuangan domestik dan peternakan. Disamping pengenceran oleh air, sedimentasi ke dasar perairan dan penguraian oleh matahari juga merupakan faktor penting dalam penguraian senyawa organik di perairan. Penguraian oleh mikroba akan mengurangi kandungan oksigen terlarut dalam air, sehingga kandungan oksigen yang ada tidak mampu mendukung kehidupan organisme perairan seperti ikan dan organisme lainnya. Untuk itulah ada upaya yang ditawarkan untuk mengatasi masalah ini yakni menggunakan tumbuhan timbul di perairan untuk pengolah limbah karena tumbuhan tersebut mengasimilasi senyawa organik dan anorganik dari limbah. Tumbuhan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan tajuk yang besar dapat menyimpan bermacam hara mineral. Pada media kerikil, pertumbuhan tanaman timbul dapat menurunkan konsentrasi hara mineral (Laksham, 1979; Finlayson dan Chick, 1983; Bowmer, 1987). Rizoma dan akar Phragmites australis Scirpus spp. berfungsi sebagai filtrasi dan pengendap senyawa hidrokarbon dan logam berat beracun. Tingkat konsentrasi logam berat dalam jaringan tanaman-tanaman tersebut adalah sebagai berikut: akar > rizoma > daun (Shutes et al., 1993). Tumbuhan mengapung seperti eceng gondok juga dapat menghilangkan hara dan logam berat dalam jumlah yang cukup signifikan (Reddy dan DeBusk, 1985).
VIII.
PENANGANAN
LIMBAH
·
Memekatkan limbah dengan evaporator.
Kemudian mengabutkan limbah pekat ke dalam tanur pembakaran bersuhu 800°C
sehingga bahan organik dalam limbah terbakar habis.
Abu hasil pembakaran itu ternyata mengandung kalium sehingga diolah menjadi pupuk
Abu hasil pembakaran itu ternyata mengandung kalium sehingga diolah menjadi pupuk
·
Menggunakan limbah bioetanol sebagai bahan baku pupuk. Limbah etanol
yang sering juga disebut dengan vinase atau distilet memiliki karakteristik
yang khas. Limbah ini bisa dimanfaatkan dan diolah menjadi pupuk organik cair
(POC). POC memiliki harga jual yang cukup tinggi sehingga bisa memberikan nilai
tambah bagi industri etanol. Vinase diolah sedemikian rupa sehingga menjadi
produk POC yang bisa menyuburkan tanaman. Aplikasi POC ini bisa digunakan untuk semua jenis tanaman, semua
komoditas, dan semua iklim atau tempat. Pemanfaatan POC bisa mengurangi atau
pun mensubtitusi penggunaan pupuk kimia. POC dari limbah industri etanol ini
tergolong pupuk organik, sehingga relatif lebih ramah lingkungan. Dalam skala
nasional pepanfaatan POC ini bisa mengurangi konsumsi pupuk kimia dan mengemat
anggaran negara. Jika dilihat dari sudut industri, pengolahan ini bisa memberi
income tambahan bagi industri. Pengolahan limbah etanol menjadi POC cukup
sederhana dan tidak terlalu rumit. POC bisa dibuat dengan biaya yang cukup
murah dan tidak memerlukan peralatan yang rumit. Namun, proses pembuatannya
memerlukan ketelitian, dan kehati-hatian. POC dari vinases bisa juga
dikombinasikan dengan pupuk lain yang sudah beredar di pasaran, seperti pupuk
hayati, atau POC laiinya.POC yang dibuat juga harus dibuktukan terlebih dahulu sebelum
dipakai dalam skala yang luas.
http://yusufzae.blogspot.com/
boleh tau literarurnya?
ReplyDeletejual Kimia
ReplyDeleteIJIN NGOPI BRO..
ReplyDeleteMenjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller, waste water treatment, Loundry oli ,dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
ReplyDeleteTommy (081310849918)
Terima kasih
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
ReplyDeleteSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
ReplyDeleteTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Coagulan
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Coagulant
Flokulan,nutrisi, bakteri
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
PT TWIN Logistics perusahaan Ppjk ingin mengajukan penawaran kerjasama dalam bidang pengurusan barang Import RESMI & BORONGAN.
ReplyDeleteServices Kami,
Customs Clearance Import sistem Resmi maupun Borongan
Penanganan secara Door to Door ASIA & EROPA Sea & Air Service
Penyediaan Legalitas Under-Name (Penyewaan Bendera Perusahaan)
Pengiriman Domestik antar pulau seluruh Indonesia laut dan Udara atau Darat.
Keterangan tambahan :
1. Nomor Induk Berusaha ( NIB ) : 1257002601078
2. IT ( Mainan, Elektronic, Garmen, Sepatu dan Peralatan kaki lainnya )
3. SPI-PI Besi Baja,
4. SPI-PI Produk Kehutanan,
5. SPI-PI Barang Bekas,
6. SPI-PI Tekstil & Izin TPT
7. Produk-produk Lartas SNI
8. LS ( Laporan Surveyor )
9. LS Alas kaki
10. LS Garment
11. LS Textile
12. LS Electronik
Terima kasih atas kepercayaan kepada kami, semoga kerjasamanya berjalan dengan baik dan lancar.
Jika ada pertanyaan lebih lanjut, Bpk/ Ibu dapat menghubungi Customer Support PT TWIN Logistics melalui Nomor Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Whatssapp : 0819-0806-0678 E-Mail : andijm.twinlogistics@yahoo.com
Mr. Andi JM
Hp Whatssapp : 0819-0806-0678 / 0813-8186-4189
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = =
PT TUNGGAL WAHANA INDAH NUSANTARA
Jl. Raya Utan Kayu No.105 B Jakarta Timur 13120 Indonesia
Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Fax : +62 21 8591-7812
Email : pt.twinlogistics@yahoo.com, andijm@twin.co.id
Web : www.twinlogistics.co.id , www.twin.co.id