Keramik (English ceramics, Greek keramos,
‘potter clay’), asal katanya berasal dari seni pembuatan tembikar,
peralatan dari tanah liat. Sekarang, definisi keramik secara ilmiah
adalah benda-benda yang dibuat dari bahan lunak dari alam yang dijadikan
keras dengan cara pemanasan. Material keramik adalah non logam, senyawa
inorganik, biasanya senyawa ikatan oksigen, karbon, nitrogen, boron dan
silikon. Keramik pada industri tidak bisa dibayangkan sebagai
benda-benda seni. Beberapa contoh keramik industri adalah pipa selokan,
insulator listrik, bata tahan panas dan lainnya.
Keramik
industri dibuat dari bubuk yang telah diberi tekanan sedemikian rupa
kemudian dipanaskan pada temperatur tinggi. Keramik tradisional seperti porcelain,
ubin (keramik lantai) dan tembikar dibuat dari bubuk yang terdiri dari
berbagai material seperti tanah liat (lempung), talc, silika dan
faldspar. Akan tetapi, sebagian besar keramik industri dibentuk dari
bubuk kimia khusus seperti silikon karbida, alumina dan barium titanate.
Material
yang digunakan untuk membuat keramik ini biasanya digali dari perut
bumi dan dihancurkan hingga menjadi bubuk. Produsen seringkali
memurnikan bubuk ini dengan mencampurkannya dengan suatu larutan hingga
terbantuk endapan pengotor. Kemudian endapan tadi disaring dan bubuk
material keramik dipanaskan untuk menghilangkan impuritis dan air.
Hasilnya, bubuk dengan tingkat kemurnian tinggi dan berukuran sekitar 1
µm (0.0001 cm).
Keramik dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Keramik tradisional
Keramik
tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam,
seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang
pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan
untuk industri (refractory).
2. Keramik halus (keramik industri)
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
Sifat Keramik
Keramik
memiliki sifat kimia, mekanik, fisika, panas, elektrik, dan magnetik
yang membedakan mereka dari material lain seperti logam dan plastik.
Industri keramik merubah sifat keramik dengan cara mengontrol jenis dan
jumlah material yang digunakan untuk pembuatan.
A. Sifat Kimia
Keramik
industri sebagian besar adalah oksida (senyawa ikatan oksigen), akan
tetapi ada juga senyawa carbida (senyawa ikatan karbon dan logam berat),
nitrida (senyawa ikatan nitrogen), borida (senyawa ikatan boron) dan
silida (senyawa ikatan silikon). Sebagai contoh, pembuatan keramik
alumina menggunakan 85 sampai 99 persen aluminum oksida sebagai bahan
utama dan dikombinasikan dengan berbagai senyawa kompleks secara kimia.
Beberapa contoh senyawa kompleks adalah barium titanate (BaTiO3) dan zinc ferrite (ZnFe2O4). Material lain yang dapat disebut juga sebagai jenis keramik adalah berlian dan graphite dari karbon.
Keramik
lebih resisten terhadap korosi dibanding plastik dan logam. Keramik
biasanya tidak bereaksi dengan sebagian besar cairan, gas, aklali dan
asam. Jenis-jenis keramik memiliki titik leleh yang tinggi dan beberapa
diantaranya masih dapat digunakan pada temperatur mendekati titik
lelehnya. Keramik juga stabil dalam waktu yang lama.
B. Sifat Mekanik
Ikatan
keramik dapat dibilang sangat kuat, dapat kita lihat dari kekakuan
ikatan dengan mengukur kemampuan keramik menahan tekanan dan
kelengkungan. Bend Strength atau jumlah tekanan yang diperlukan untuk
melengkungkan benda biasanya digunakan untuk menentukan kekuatan
keramik. Salah satu keramik yang keras adalah Zirconium dioxide yang
memiliki bend strength mendekati senyawa besi. Zirconias (ZrO2) mampu mempertahankan kekuatannya hingga temperatur 900oC (1652oF), dan bahkan silikon carbida dan silikon nitrida dapat mempertahankan kekuatannya pada temperatur diatas 1400oC (2552oF).
Material-material silikon ini biasanya digunakan pada peralatan yang
memerlukan panas tinggi seperti bagian dari Gas-Turbine Engine. Walaupun
keramik memiliki ikatan yang kuat dan tahan pada temperatur tinggi,
material ini sangat rapuh dan mudah pecah bila dijatuhkan atau ketika
dipanaskan dan didinginkan seketika.
C. Sifat Fisik
Sebagian
besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen dengan
material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan
keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian keramik yang
ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat. Keramik yang keras juga
tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling keras adalah
berlian, diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal
kubusnya. Aluminum oksida dan silikon karbida biasa digunakan untuk
memotong, menggiling, menghaluskan dan menghaluskan material-material
keras lain.
D. Sifat Panas
Sebagian
besar keramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun pada
temperatur yang tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan
dapat bertahan dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur
yang besar dan tiba-tiba dapat melemahkan keramik. Kontraksi dan
ekspansi pada perubahan temperatur tersebutlah yang dapat membuat
keramik pecah. Silikon karbida dan silikon nitrida lebih dapat bertahan
dari kontraksi dan ekspansi pada perubahan temperatur tinggi daripada
keramik-keramik lain. Oleh karena itu material ini digunakan pada
bagian-bagian mesin seperti rotor pada turbin dalam mesin jet yang
memiliki variasi perubahan temperatur yang ekstrim.
E. Sifat Elektrik
Beberapa
jenis keramik dapat menghantarkan listrik. Contohnya Chromium dioksida
yang mampu menghantarkan listrik sama baiknya dengan sebagian besar
logam. Jenis keramik lain seperti silikon karbida, kurang dapat
menghantarkan listrik tapi masih dapat dikatakan sebagai semikonduktor.
Keramik seperti aluminum oksida bahkan tidak menghantarkan listrik sama
sekali. Beberapa keramik seperti porcelain dapat bertindak sebagai
insulator (alat untuk memisahkan elemen-elemen pada sirkuit listrik agar
tetap pada jalurnya masing-masing) pada temperatur rendah tapi dapat
menghantarkan listrik pada temperatur tinggi.
F. Sifat Magnetik
Keramik yang mengandung besi oksida (Fe2O3)
dapat memiliki gaya magnetik mirip dengan magnet besi, nikel dan
cobalt. Keramik berbasis besi oksida ini biasa disebut ferrite. Keramik
magnetis lainnya adalah oksida-oksida nikel, senyawa mangan dan barium.
Keramik ber-magnet biasanya digunakan pada motor elektrik dan sirkuit
listrik dan dapat dibuat dengan resistensi tinggi terhadap
demagnetisasi. Ketika elektron-elektron disejajarkan sedemikian rupa,
keramik dapat menghasilkan medan magnet yang sangat kuat dan sukar
demagnetisasi (menghilangkan medan magnet) dengan memecah barisan
elektron tersebut.
Keramik
industri dibuat dari bubuk yang telah diberi tekanan sedemikian rupa
kemudian dipanaskan pada temperatur tinggi. Keramik tradisional seperti porcelain,
ubin (keramik lantai) dan tembikar dibuat dari bubuk yang terdiri dari
berbagai material seperti tanah liat (lempung), talc, silika dan
faldspar. Akan tetapi, sebagian besar keramik industri dibentuk dari
bubuk kimia khusus seperti silikon karbida, alumina dan barium titanate.
Material
yang digunakan untuk membuat keramik ini biasanya digali dari perut
bumi dan dihancurkan hingga menjadi bubuk. Produsen seringkali
memurnikan bubuk ini dengan mencampurkannya dengan suatu larutan hingga
terbantuk endapan pengotor. Kemudian endapan tadi disaring dan bubuk
material keramik dipanaskan untuk menghilangkan impuritis dan air.
Hasilnya, bubuk dengan tingkat kemurnian tinggi dan berukuran sekitar 1
mikrometer (0.0001 centimeter).
Bahan Baku Dasar
Tiga bahan baku utama yang digunakan untuk membuat produk keramik
klasik, atau ‘triaksial’, adalah lempung, feldspar dan pasir. Lempung
adalah aluminium silikat hidrat yang tidak terlalu murni yang terbentuk
sebagai hasil pelapukan dari batuan beku yang mengandung feldspar
sebagai salah satu mineral asli yang penting. Reaksinya dapat dilukiskan
sebagai berikut :
K2O.Al2SO3.6SiO2 + CO2 + 2H2O → K2CO3 + Al2O3.2SiO2.2H2O + 4SiO2
Ada sejumlah speises mineral yang disebut mineral lempung (clay mineral) yang mengandung terutama campuran kaolinit (Al2O3.2SiO2.2H2O), montmorilonit [(Mg,Ca)O.Al2O3.5SiO2.nH2O] dan ilit (K2O, MgO, Al2O3, SiO2.2H2O)
masing-masing dalam berbagai kuantitas. Dari sudut pandang keramik,
lempung berwujud plastik dan bias dibentuk bila cukup halus dan basah,
kaku bila kering, dan kaca (vitreous) bila dibakar pada suhu yang cukup tinggi. Prosedur pembuatannya mengandalkan kepada sifat-sifat tersebut diatas.
Di dalam lempung yang diperdagangkan, disamping mineral lempung
terdapat pula feldspar, kuarsa dan berbagai ketidakmurnian seperti
oksida-oksida besi, semuanya dalam jumlah yang beragam. Dalam hampir
semua lempung yang digunakan di dalam industri keramik, mineral lempung
dasar adalah kaolinit, walaupun lempung bentonit yang berdasarkan atas
montmorilonit digunakan juga sedikit untuk memberikan sifat plastisitas
yang sangat tinggi bila perlu. Sifat plastisitas ini sangat dipengaruhi
oleh kondisi fisik lempung, dan sangat berbeda-beda pada berbagai jenis
lempung. Lempung sangat beraneka ragam dalam sifat fisiknya, dan dalam
kandungan ketidakmurniannya, sehingga biasanya harus ditingkatkan
mutunya terlebih dahulu melalui prosedur benefisiasi.
Ada tiga jenis feldspar yang umum, yaitu potas (K2O.Al2O3.SiO2), soda (NaO.Al2O3.6SiO2), batua gamping (CaO.Al2O3.6SiO2), yang semuanya dipakai dalam produk keramik. Feldspar sangat penting sebagai pemberi sifat fluks dalam formulasi keramik. Feldspar bias terdapat di dalam lempung hasil penambangan, atau bisa juga ditambahkan sesuai keperluan.
Penyusun keramik yang ketiga yang penting adalah pasir atau flin (flint). Sifat-sifatnya yang penting dari segi industri keramik ditunjukkan pada table berikut :
Kaolinit
|
Feldspar
|
Pasir (flin)
| |
Rumus
Plastisitas
Fusibilitas (keleburan)
Titik cair
Ciut pada pembakaran
|
Al2O3.2SiO2.2H2O
Plastik
Refraktori
1785oC
Sangat ciut
|
K2O.Al2O3.6SiO2
Non plastik
Perekat mudah lebur
1150oC
Lebur
|
SiO2
Non plastik
Refraktori
1710oC
Tidak ciut
|
Konversi Kimia
Semua produk keramik dibuat dengan mencpurkan berbagai kuantitas bahan
baku yang tersebut diatas, membentuknya dan memanaskannya sampai suhu
pembakaran. Suhu ini mungkin hanya 700oC untuk beberapa jenis glasial luar, tetapi banyak pula vitrifikasi yang dilakukan pada suhu setinggi 2000oC. Pada suhu vitrifikasi terjad sejumlah reaksi, yang merupakan dasar kimia bagi konversi kimia.
1. Dehidrasi, atau penguapan air kimia pada suhu 150 sampai 650oC.
2. Kalsinasi, misalnya CaCO3 pada suhu 600 sampai 900oC.
3. Oksidasi besi fero dan bahan organik pada suhu 350 sampai 900oC.
4. Pembentukan silika pada suhu 900oC atau lebih
Beberapa diantara perubahan awal tersebut cukup sederhana, misalnya kalsinasi CaCO3
dan dehidrasi serta dekomposisi kaolinit. Reksi-reaksi lain, misalnya
pembentukan silikat, cukup rumit dan berubah-ubah sesuai dengan suhu dan
perbandingan penyusunnya.
Produk
keramik hampir semua mempunyai sifat refraktori, artinya tahan terhadap
panas, dan tingkat kerefraktorian dari suatu produk tertentu bergantung
pada perbandingan kuantitas oksida refraktori terhadap oksida fluks
didalamnya. Oksida refraktori yang terpenting adalah SiO2, Al2O3, CaO dan MgO, disamping ZrO2, TiO2, Cr2O3, serta BeO yang lebih jarang dipakai. Oksida fluks yang terpenting adalah Na2O, K2O, B2O3 dan SnO2, disamping fluorida yang juga digunakan dalam komposisi beberapa fluks tertentu.
Pewaris
umum dalam semua produk keramik adalah lempung (biasanya kaolinit), dan
karena itu reaksi kimia yang berlangsung pada pemansan lempung sangat
penting artinya. Efek yang pertama dari panas ialah mendorong air
hidrasi keluar; ini terjadi pada suhu 600 sampai 650oC dengan
menyerap sejumlah besar kalor, meninggalkan suatu campuran amorf
alumina dan silica, seperti terlihat dari penelitian sinar X.
Al2O3.2SiO2.2H2O → Al2O3 + 2SiO2 + 2H2O
Bahkan,
sebagian besar alumina dapat diekstraksi dengan asam klorida pada tahap
ini. Jika pemanasan dilanjutkan, alumina amorf tersebut berubah dengan
cepat pada suhu 940oC menjadi alumina kristal, yaitu
γ-alumina sambil mengeluarkan sejumlah besar kalor. Pada suhu yang
sedikit lebih tinggi, mulai kira-kira 1000oC, alumina dan silica bergabung membentuk mulit (3Al2O3.2SiO2).
Pada suhu yang lebih tinggi lagi, silika yang tersisa berubah menjadi
kristobalit kristal. Jadi, keseluruhan reaksi fundamental yang terjadi
pada pemanasan lempung adalah :
3(Al2O3.2SiO2.2H2O) → 3Al2O3.2SiO2 + 4SiO2 + 6 H2O
Proses Pembuatan Keramik Tradisional :
Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk keramik, yaitu:
1. Pengolahan bahan
Tujuan
pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai
material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah
siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun
kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini
ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan
ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan
pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan
penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan
untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir
biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60
– 100 mesh.
Pencampuran
dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang
homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun
masinal dengan blunger maupun mixer.
Pengurangan
kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang
berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk
mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik
plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja
gips atau dilakukan dengan alat filterpress.
Tahap
terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan
massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang
mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam
wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang
maksimal.
2. Pembentukan
Tahap
pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis
menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam
membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding),
teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting).
· Pembetukan tangan langsung
Dalam
membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada beberapa
metode yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin
(coiling), dan teknik lempeng (slabbing).
· Pembentukan dengan teknik putar
Pembentukan
dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar dan
merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik. Karena kekhasannya tersebut,
sehingga keteknikan ini menjadi semacam icon dalam bidang keramik.
Dibandingkan dengan keteknikan yang lain, teknik ini mempunyai tingkat
kesulitan yang paling tinggi. Seseorang tidak begitu saja langsung bisa
membuat benda keramik begitu mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak
sebentar untuk melatih jari-jari agar terbentuk ’feeling’ dalam
membentuk sebuah benda keramik. Keramik dibentuk diatas sebuah meja
dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat dengan
keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder:
misalnya piring, mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang
digunakan adalah alat putar (meja putar). Meja putar dapat berupa alat
putar manual mapupun alat putar masinal yang digerakkan dengan listrik.
Secara
singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering
(pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising
(membuat ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
· Pembentukan dengan teknik cetak
Dalam
keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan
tangan; tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum.
Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang
(slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang digunakan adalah badan
tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang
digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari teknik
cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan langsung
3. Pengeringan
Setelah
benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah
pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air
plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis
dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan
antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya
partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air
dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada
permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa harus
dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari
retak/cracking terlebih pada tahap 1. Proses yang terlalu cepat akan
mengakibatkan keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba
tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang
mengakibatkan penyusutan mendadak.
Untuk
menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda
keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi
penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin
pengering dapat dilakukan.
4. Pembakaran
Pembakaran
merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa
yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran
dilakukan dalam sebuah tungku (furnace) suhu tinggi. Ada beberapa
parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering (matang),
atmosfer tungku dan mineral yang terlibat.
Pada
proses pemanasan, partikel-partikel bubuk menyatu dan memadat. Proses
pemadatan ini menyebabkan objek keramik menyusut hingga 20 persen dari
ukuran aslinya. Tujuan dari proses pemanasan ini adalah untuk
memaksimalkan kekerasan keramik dengan mendapatkan struktur internal
yang tersusun rapih dan sangat padat (Sumahamijaya, 2009).
Pembakaran biskuit
Pembakaran
biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran
ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque)
merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar
pada kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat
suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik
berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan
diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
5. Pengglasiran
Pengglasiran
merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir.
Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang,
disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir
dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar
pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk
keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan
menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Kesemua
proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan.
Oleh karena itu kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat
diperlukan untuk menghasilkan produk yang memuaskan.
Proses Pembuatan Keramik Industri :
1. Pembentukan
Setelah
pemurnian, sedikit wax (lilin) biasanya ditambahkan untuk meekatkan
bubuk keramik dan menjadikannya mudah dibentuk. Plastik juga dapat
ditambahkan untuk mendapatkan kelenturan dan kekerasan tertentu. Bubuk
tersebut dapat menjadi bentuk yang berbeda-beda dengan beragam proses
pembentukan (molding). Proses pembentukan ini diantaranya adalah slip
casting, pressure casting, injection molding, dan extruction. Setelah
dibentuk, keramik kemudian dipanaskan dengan proses yang dikenal dengan
nama densifikasi (densification) agar material yang terbantuk lebih kuat
dan padat.
1. Slip Casting.
Slip
Casting adalah proses untuk membuat keramik yang berlubang. Proses ini
menggunakan cetakan dengan dinding yang berlubang-lunagng kecil dan
memanfaatkan daya kapilaritas air.
2. Pressure Casting.
Pada
proses ini, bubuk keramik dituangkan pada cetakan dan diberi tekanan.
Tekanan tersebut membuat bubuk keramik menjadi lapisan solid keramik
yang berbentuk seperti cetakan.
3. Injection Molding.
Proses
ini digunakan untuk membuat objek yang kecil dan rumit. Metode ini
menggunaan piston untuk menekan bubuk keramik melalui pipa panas masuk
ke cetakan. Pada cetakan tersebut, bubuk keramik didinginkan dan
mengeras sesuai dengan bentuk cetakan. Ketika objek tersebut telah
mengeras, cetakan dibuka dan bagian keramik dipisahkan.
4. Extrusion.
Extrusion
adalah proses kontinu yang mana bubuk keramik dipanaskan didalam sebuah
tong yang panjang. Terdapat baling-baling yang memutar dan mendorong
material panas tersebut kedalam cetakan. Karena prosesnya yang kontinu,
setelah terbentuk dan didinginkan, keramik dipotong pada panjang
tertentu. Proses ini digunakan untuk membuat pipa keramik, ubin dan bata
modern.
2. Densifikasi
Proses
densifikasi menggunakan panas yang tinggi untuk menjadikan sebuah
keramik menjadi produk yang keras dan padat. Setelah dibentuk, keramik
dipanaskan pada tungku (furnace) dengan temperatur antara 1000 sampai
1700oC. Pada proses pemanasan, partikel-partikel bubuk
menyatu dan memadat. Proses pemadatan ini menyebabkan objek keramik
menyusut hingga 20% dari ukuran aslinya. Tujuan dari proses pemanasan
ini adalah untuk memaksimalkan kekerasan keramik dengan mendapatkan
struktur internal yang tersusun rapih dan sangat padat.
Kegunaan Keramik Industri
Keramik
dinilai dari propertinya. Kegunaan keramik beragam disesuaikan dengan
kemampuan dan daya tahannya. Keramik dengan properti elektrik dan
magnetik dapat digunakan sebagai insulator, semikoncuktor, konduktor dan
magnet. Keramik dengan properti yang berbeda dapat digunakan pada
aerospace, biomedis, konstruksi bangunan, dan industri nuklir.
Beberapa contoh penggunaan keramik industri:
· Peralatan yang dibuat dari alumina dan silikon nitrida dapat digunakan sebagai pemotong, pembentuk dan penghancur logam.
· Keramik
tipe zirconias, silikon nitrida maupun karbida dapat digunakan untuk
saluran pada rotorturbocharger diesel temperatur tinggi dan Gas-Turbine
Engine.
· Keramik sebagai insulator adalah aluminum oksida (AlO3). Keramik sebagai semikonduktor adalah barium titanate (BaTiO3) dan strontium titanate (SrTiO3). Sebagai superkonduktor adalah senyawa berbasis tembaga oksida.
· Keramik dengan campuran semen dan logam digunakan untuk pelapis pelindung panas pada pesawat ulang-alik dan satelit.
· Keramik
Biomedical jenis porous alumina digunakan sebagai implants pada tubuh
manusia. Porous alumina dapat berikatan dengan tulang dan jaringan
tubuh.
· Butiran
uranium termasuk keramik yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga
nuklir. Butiran ini dibentuk dari gas uranium hexafluorida (UF6).
· Keramik berbasis feldspar dan tanah liat digunakan pada industri bahan bangunan.
· Keramik
juga digunakan sebagai coating (pelapis) untuk mencagah korosi. Keramik
yang digunakan adalah jenis enamel. Peralatan rumah tangga yang
menggunakan pelapisan enamel ini diantaranya adalah kulkas, kompor gas,
mesin cuci, mesin pengering.
Klo boleh tahu refrensinya drmn saja yah?
ReplyDeleteHi! Boleh tahu bagaimana membuat keramik tanpa pembakaran. Apa saja materi chemical-nya? Terimakasih. Salaam!!
ReplyDeleteApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
ReplyDeleteSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
numpang promo ya gan
ReplyDeletekami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*
ReplyDeleteSalam sukses.kami dari PB.MITRA SEJAHTERA ,Bertujuan menawrkan produk kami berupa kaolin/felsaprd ,sebagai bahan baku pembuatan keramik,Menyediakan dalam bentuk powder dengan mesh 80 sd 100,menyediakan juga dalam bentuk bongkah,untuk info lanjut bisa langsung call /wa ke 085290089233.
Trimakasih.